limited but limitless, perfect within imperfect

Terbatas namun Tanpa Batas, Sempurna dalam Ketidaksempurnaan. Dua Kalimat yang paling cocok untuk menggambarkan kodrat dan potensi Manusia itu sendiri.

kalau bush lightyears dalam film toy story selalu berkata ” From infinity and beyond “, maka Via Valen mengatakan ” Harus Fokus, Titik itu “. Berdasarkan ilmu cocokologi maka kedua premiks berlawanan ini dapat ditarik pada suatu kesimpulan. Potensi manusia tak terbatas, dengan syarat dia harus fokus pada satu titik untuk menjadi seorang ahli dan hebat (walau tak mungkin melebihi Sang Pencipta, Tuhan yang Maha Esa dan Maha Kuasa).

Kawan Manusia itu terbatas, sangat terbatas. Waktunya terbatas dalam 24 jam, angka harapan hidup pun pada kisaran 60 tahunan, sumber daya yang ada disekitarnya pun terbatas. Namun ingatlah, Tuhan tidak menetapkan batasan kamu ingin menjadi apa. Tuhan mempersilahkanmu menuju arah mana kamu akan menjalani keterbatasanmu itu tanpa memberi batasan opsi pilihan, mau menuju jalanNYA silahkan, mau menyimpang kamu pun akan tetap diberi waktu yang sama. 

Tuhan memberi kita opsi pilihan tanpa batas dalam keterbatasan kehidupan kita

Kawanku walau sering disebut bahwa katanya kita merupakan makluk paling sempurna, tapi kita jauh dari kata kesempurnaan. karena faktanya Kesempurnaan hanya milikNYA bukan kita yang tak lebih dari makhluk atau ciptaan ini. Manusia selalu berusaha mengejar kesempurnaan tapi ingat ketidak sempurnaan itulah yang membuatmu menjadi manusia yang sempurna.

dalam kehidupan kita masing-masing kita selalu melihat orang-orang lebih baik, pun kita akan dilihat lebih baik oleh orang lain. itu sangat wajar.. kata cie-cie yang sering terucap merupakan singkatan dari Cause I’m Envy adalah gambaran, bahwa kita akan selalu iri dengan apa yang dicapai orang lain.

apa yang terjadi dan terlihat tak senyaman itu ferguso !!!

kalian hanya tidak tahu bagaimana perjuangannya mencapai titik tersebut, dan dia juga mungkin tidak mau mengurai seberapa jauh perngorbanan dan perjuangannya untuk sampai di titik itu. kita hanya dapat melihat, tapi takkan pernah paham bagaimana pengalaman hidupnya. Sebuah tulisan biografi pun tak mampu mengurai semua peristiwa yang dia-alami dari hari ke hari, dari titik ke titik, dari lahir hingga meninggal. kumpulan peristiwa masa lalu itulah yang memebentuk kita sekarang, pengalaman kita sekarang yang akan membentuk kita di masa depan ?. sudahkah kita untuk sekedar merenung dan berysukur untuk setiap moment kita ??.

Sudah sadarkah kita ini jauh dari kata sempurna dengan segala keterbatasan ini ?

sudahkah kita menyadari ketidak sempurnaan kita yang membuat kita menjadi manusia yang sempurna seutuhnya ?

sudahkah kita menyadari bahwa kita diberi pilihan yang tidak ada batasnya ?

entahlah.. hanya kalian, nurani kalian, dan Tuhan yang tahu itu

Wallahu’alam

Mengapa saya (harus) Pulang ?

 

Ketika kamu jauh-jauh kuliah di salah satu (mungkin dua) kampus ternama. Jauh-jauh merantau ke ibukota provinsi (dan kota terpadat nomer 2 se Indonesia). setengah mati berjuang dari sekolah ‘pinggiran’ daerah (yang bahkan terkenal dengan siswa buangan sekolah favorit) untuk menuju kesana. Dan setelah lulus pulang kembali ke daerahmu ?, ada yang salah dengan itu ?, kamu sehat ?, apa ndak eman-eman perjuanganmu ?, dan berbagai pertanyaan serupa sering terngiang ditelingaku.

Berbagai nada sumbang pun mengiringi dengan pernyataan dari mereka yang ada di sekeliling seperti. ” rugi le kuliah adoh-adoh !”, ” lapo adoh-adoh kuliah lek ujunge mbalek nang daerah ! “, ” anak itu rugi ilmu dan waktu jauh-jauh ke luar kota !!”, berbagai statment serupa tapi tak sama terceletus dari lisan warga sekitar maupun sosok yang begitu saya hormati. Saya tekankan sekali lagi hidup itu soal pilihan dan saya siap mengambil sebuah pilihan itu.

Lubuk kecilku pun bermimpi, berkelana jauh (seperti yang sering kulakukan semasa kuliah dulu), menuntut ilmu untuk berbagi dengan yang membutuhkan (masih kulakukan dengan segala keterbatasan ilmu yang kupunya), memiliki status terpandang (ya, bekerja dalam rutinitas dan kepastian sempat terpikir juga dalam benak). Tapi ku kembalikan lagi, se-urgent itu kah mimpiku untuk dikejar ?. Hati kecil ini mulai berdebat dan lantunan doa padaNYA tak putus terucap sembari meminta petunjuk.

Jawaban itu hadir seiring bersandingnya Toga di akhir masa lima tahun masa kuliah (ya, saya mahasiswa legend yang overstudy). Orang tua dengan lembut dan penuh harap berkata, ” habis ini pulang dulu ya nak “. Seketika saya paham maksud implisit dari ini bukan berarti saya pulang ke rumah setelah wisuda, tapi sepenuhnya berpindah domisili kembali ke “RUMAH”. Seketika mimpi dan preparasi yang telah kutata rapi “terkesan sirna”. Hati kecilku bergolak dasyat, bersama pernyataan itu, dan itu semua hal yang wajar. “Berhala Hitam” yang menjadi rebutan setiap periode wisuda ada ditangganku sebagai gambaran usaha menuju mimpiku. Surat rekomendasi begitu dekat untuk kubilang ” ya, saya siap “, rencana kursus bahasa pun sudah tertata rapi didepan. tapi ya kembali lagi ” Saya Pulang Dulu “.

Mungkin ini juga jawaban doaku padaNYA, hingga perwakilannya di dunia memberi isyarat keras seperti itu. Semakin saya merenung, semakin saya sadari ” Restu Tuhan Bersama Restu Kedua Orang Tua “. Hal yang coba saya sadari bahwa memang ” Saya Harus Pulang “. Ayah tinggal menunggu waktu untuk purna tugas (dan tingkat kesibukan di Instansinya semakin menumpuk justru jelang purna tugas), Adikku tengah menempuh pendidikan tingginya, dan Ibu mungkin butuh suporting factor seperti melihat keluarganya utuh dan dapat dijumpainya atau butuh tempat berbagi keluh kesah yang tidak mungkin disampaikan pada khalayak asing. Semakin jauh merenung, semakin saya merasa ” memang saya harus pulang “.

Pada akhirnya saya memang memantapkan diri sembari meyakinkan diri “Saya Harus Pulang “. Saya pun tetap mengatur kembali ancang-ancang, menata ulang mimpi, mengubah mikroplanning 5 tahun kedepan, tapi tak mengapa. Kehidupan ini bukan soal mendapatkan semua yang kita inginkan, tapi soal kebermanfaatan. Kehadiranku di Rumah mungkin jauh lebih bermanfaat daripada ditempat lainnya. Bicara soal urusan KeTuhanan, Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan.

Mungkin saya perlu pulang untuk melihat dan introspeksi lebih jauh mengenai kajian masa depan. mungkin saya memang jauh diperlukan di rumah, dan mungkin-mungkin dengan seribu satu kemungkinan yang Wallahu’alam.

Kalau ada yang bertanya, apa saja yang saya lalukan sejak memutuskan untuk pulang ?

Sederhana saja, saya sudah cukup umur untuk harus memiliki pemasukan, atau minimal memberikan kontribusi terhadap pemasukan total dikeluarga. Saya tak masalah dengan gelar Sarjana untuk keluar masuk kebun mencari stok dan berdagang buah, saya juga tidak masalah dengan status sarjana berada di wajan penggorengan. Karena Penjual Buah dan Warung merupakan pemasukan utama yang dapat saya andalkan untuk memberi sumbangsih pemasukan. Tentu saya punya harapan kedepannya usaha ini sepenuhnya mampu berjalan tanpa saya harus turun tiap sektornya, tapi sebagai awal memang saya harus paham setiap lini supaya paham betapa beratnya menjadi pekerja di setiap lini usaha ini.

Kegiatan lain yang berkaitan dengan hobi tulis-menulis, seperti Reviewer, Juri, Pemateri dan sejumlah yang serupa pun masih saya lakukan. Mulai membangun reputasi di tempat baru pun saya lakukan sembari mencari mitra dan kader untuk meneruskan perjuangan dan ideologis.

” Karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi lingkungan sektiarnya “

” Karena Sebaik-baik anak adalah yang berbakti kepada orang tuanya ” 

” Karena sebaik-baik umat adalah yang mematuhi aturanNYA “

 

semoga Tuhan memberkati ktia semua kawan, selamat menikmati pencarian arti kehidupan

The Legacy : Delegasi

Sebuah kata yang terdengar hampir sama bila terucap namun berbeda pemaknaannya. Legacy dapat diartikan warisan atau peninggalan, sementara delegasi adalah utusan yang biasanya bersifat personalia yang mengemban tanggung jawab. Pepatah berkata gajah mati meninggalkan gading,  harimau mati meninggalkan loreng, dan manusia mati meninggalkan nama, mungkin nama yang dimaksud adalah sebuah peninggalan yang bercerita akan secuil kisah hidupnya baik maupun buruknya.

Peran personalia dalam komunitas dapat dianalisis dari kapasitasnya sebagai delegasi maupun legacy yang dia tinggalkan setelahnya. Kisah kali ini akan bercerita tentang bagaimana seorang bocah dari timur pulau jawa yang merantau ke kota metropolitan dan apa yang telah ia tinggalkan disana. Bagaimana ia membangun citra diri sampai dikenal dengan julukan legenda kampus atau sang pendobrak tabir.

Dia hanya seorang biasa, dengan penuh keluguan dan rendah diri yang berasal dari sekolah pinggiran kota di wilayah tapal kuda bagian timur pulau jawa. Restu Tuhan dan Orang tua yang membuatnya dapat diterima di salah satu kampus top di timur jawa dwipa. Datang sebagai atlet pemain kartu daerahnya, dan pensiunan dini atlet cabor akibat cedera parah tak ada yang akan menyangka kapasitasnya untuk menyesuaikan tempo tinggi pendidikan apalagi sampai mendobrak dan menginisiasi sebuah pergerakan.

Stigma yang wajar, mengingat dia terkenal sebagai tukang tidur di kelas atau terkenal karena dia kolaps di hari pertama pengenalan mahasiswa baru. Citra yang akan cukup sulit hilang tentunya, beberapa orang akan menganggapnya sebagai malu seumur hidupnya sementara baginya dia hanya menyadari keterbatasan kemampuannya. Tidak ada yang menyangka sebenarnya dia terlihat begitu lelah karena mengambil kuliah di Institusi Tetangga Sebelah karena tuntutan agar dia dapat menghidupi dirinya sendiri.  Atau siapa yang sangka dia adalah wakil ketua unit kegiatan tingkat universitas (yang menjadi satu-satunya jabatan tertinggi kepengurusan inti yang dia pegang) sekaligus kepala departemen organisasi mahasiswa daerah di tahun pertamanya berada di “Kampung Metropolitan” ibukota provinsi jawa timur itu.

Tahun pertamanya kuliah dia sudah mendobrak stigma, tak perlu menunggu semester atas untuk berkarya dan menembus batas negara. Dia bersama dewi fortuna yang menghampirinya membawanya menuju suatu negara di asia timur, bersama tim yang terdiri dari barisan mahasiswa tingkat akhir dia pun pergi bersama seberkas makalah yang timnya tulis. Apakah perijinan Delegasi pertamanya ini mudah ?..

sebuah pertanyaan konyol karena para pejabat institusi justru berkata :
“ saya tidak peduli, itu kan urusanmu pribadi apa benefitnya dari institusi jika kami membantumu ?, memang situ bisa datangkan sponsor atau dana masuk ke kita, kalau tidak ya sudah.. sudah syukur kalian kami ijinkan membawa nama almamater, kalianlah yang punya tanggung jawab agar tidak memalukan mereka “.

Sebuah statment yang cukup menusuk seorang mahasiswa baru yang sedang berusahan untuk mengepakkan sayapnya kala itu.

Beruntung dukungan dari pejabat yang lebih tinggi dalam institusi (termasuk sedikit bantuan finansial) serta keluarga membuat dia dan tim akhirnya tetap berangkat jauh menembus batas untuk pertama kalinya ke asia timur itu. Mereka berhasil menyampaikan makalah yang mereka tulis pagi-siang-malam mengorbankan waktu libur dan istirahat disela rapatnya deadline laporan praktikum. Sebuah langkah awal sebagai delegasi sekaligus katalis awal tentang “legacy” yang ia tinggalkan di kampus jawa dwipa itu. Karena sejak itu batasan minimal semester untuk pertukaran pelajar maupun kegiatan luar negeri telah resmi dihapuskan dari regulasi yang ada sebelumnya.

Masih di tahun yang sama dia belum berhenti bergerak, ibarat mesin diesel yang mulai panas dia kembali siap mendobrak regulasi yang ada. Menggandeng rekan se”nganu”nya (yang dapat pergi ke negeri sakura tahun itu setelah regulasi berubah) mereka mempersiapkan makalah untuk berkelana menuju negeri gajah putih. Dan benar saja mereka lolos sebagai delegasi termuda disana (ketika yang lain mempresentasikan hasil penelitian akhir mereka atau project mereka). Status mereka masih diragukan bahkan dibilang ilegal, mereka tak didanai kampus tapi tetap berangkat dengan segala daya upaya untuk sekedar membuktikan kepada kampus mereka bahwa mereka sanggup dan mampu. Kurang pembiayaan tak membuat mereka habis akal, dikontaklah para komunitas disana serta disiapkan tenda demi tempat bernaung mereka nantinya.

dan tahukah apa yang dikatakan salah seorang oknum institusi kala itu ? x: “ kalian ini membuat malu diri kalian sendiri dan institusi saja !!, kalau kalian tidak mampu ya sudah jangan berangkat !!, tidak punya kok sok2an punya kompetensi !!! “.

Well you know gan ?, karya mereka sudah mendapat banyak tawaran publikasi pasca presentasi yang mereka lakukan. Stand expo mereka banjir pengunjung pertanyaan mulai bertanya detail mini riset mereka hingga tawaran untuk publikasi, dan tau kenapa ini tak terpublikasi , singkat cerita karena faktor dana dan tidak ada support dari kalian, karena mereka sadar diri kemampuan ekonomi mereka kala itu masih tidak sanggup mengcover ongkos review yang diluar budget mereka.

Bagi dia ini Delegasi kedua, sekaligus “legacy” kedua yang dia tinggalkan bagi kampusnya. Dimana setelah itu kampusnya rutin menyertakan mahasiswa yang dipilih atau pelaksana project penelitian untuk ikut dan mempresentasikan apa yang telah mereka tulis maupun lakukan. Kegiatan ini menjadi kegiatan rutin tahunan yang mulai tersponsori oleh pihak kampusnya dewasa ini.

Sepulangnya dari kegiatan bertenda ria sembari presentasi di Negeri Gajah Putih mereka kembali ke kampus dan menginisiasi kegiatan english club. Sebuah kegiatan yang sekarang  telah diadopsi menjadi kegiatan rutin dibawah badan eksekutif mahasiswa kampusnya. English club ini juga salah satu “legacy” yang ia tinggalkan.

Apakah ia sudah puas dengan itu semua, belum.. ia sadar mengubah budaya memerlukan sebuah proses yang panjang kali lebar kali tinggi. Pada tahun berikutnya berbekal pengalamanya melalang buana ia dimandati memegang jabatan kunci pada sebuah acara internasional pertama kampusnya. Sebuah tantangan yang sesuatu sekali ketika mahasiswa dimandati sebagai penanggung jawab dan sejumlah civitas bahkan pejabat kampus sebagai anggotanya. Dia berhasil mempertanggung jawabkan semuanya dan mengkondisikan dengan tingkat kepuasan yang cukup tinggi dari para stakeholder penyelenggara yang harus dibayar mahal dengan cedera tangan kanannya.

Dalam posisi cedera layakknya kereta yang tengah melaju kencang, maka akan sulit menghadangnya. Dia masih terjun di lomba debat mewakili fakultasnya untuk bersaing ditingkat universitas. Namun dewi fortuna tak bersamanya kali ini, bertemu dengan fisip-fib-feb sebagai kekuatan tradisional debat di tingkat universitas yang dapat dilakukan dia bersama tim hanyalah mengimbangi mereka. Mereka tidak kalah telak ataupun menang, sehingga dengan nilai tiga kali seri mereka masih bercokol di papan tengah, bukan suatu yang memalukan mengingat siapa lawan mereka dan event pertama lomba debat yang mereka ikuti tanpa persiapan (menjadi event debat pertama dan terakhir yang mereka ikuti karena selanjutnya sudah ada kader yang melanjutkan untuk terjun di bidang ini).

Sebuah tantangan kembali datang kepada mereka, untuk menginisiasi kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di luar negeri. Berbekal tekad dan nekad mereka menyanggupi dengan segala kekurangan dan keterbatasan mereka mampu melaksanakan pilot project ini dengan baik dan meninggalkan impresi mendalam pada tempat mereka bekerja. Keberhasilan mereka menjadi delegasi dalam pilot project PKL luar negeri ini akhirnya menggugah pihak kampus untuk menjadikan agenda rutin tiap tahunnya. Sekarang dapat dilihat sejak pendelegasian mereka selalu ada delegasi baru yang diberangkatkan tiap tahunnya untuk melaksanakan PKL di luar negeri. Sebuah “legacy” yang menjadi regulasi dan dilaksanakan rutin tiap tahunnya.

Sepulang dari sana ia memilih untuk lebih aktif dan fokus di dunia kepenulisan ilmiah, walhasil jejak jelajah dan karyanya tersebar dari aceh hingga maluku dalam berbagai macam kegiatan kepenulisan yang ia lakukan. Beragam jenis kepenulisan dengan variasi tema ia lahap, dengan berbagai macam partner yang berbeda pada setiap eventnnya. Beragam penghargaan datang kepadanya, dan membuat kampus meminta salinan dari sertifikatnya. Menyadari nilai tawarnya ia tidak tinggal diam dan begitu saja patuh menyerahkan salinan berbagai piagam penghargaannya kepada kampus, mulailah ia tawar menawar dan hasilnya dapat dilihat sekarang. kampusnya kini memiliki anggaran spesifik yang dapat digunakan untuk delegasi kompetisi, setelah selama 2 tahun sebelumnya ia selalu ditolak untuk perijinan dan pendanaan.

legacy” yang ia tinggalkan bukan sekedar mengubah regulasi tapi juga kader penerus delegasi, dapat dilihat setiap event berbeda partner yang ia bawa. Kini para partnernya juga meninggalkan sebuah catatan maupun memegang sejumlah jabatan kunci yang membuatnya masih dapat terlihat pengaruh yang ia tinggalkan. “legacy” darinya juga masih dapat dilihat di pulau sulawesi dimana ia berkali-kali datang memberikan sekedar materi atau bahan pembelajaran yang membuat keilmiahan kampus itu kini kembali ke papan atas percaturan kepenulisan di Indonesia. apa yang dia tinggalkan bukan sekedar dibidang kepenulisan saja, mikroplanning untuk organisasi mahasiswa daerah asalnya yang kini mulai terealisasi satu persatu juga buah kerja kerasnya ketika memegang mandat dulu, belum lagi pengaruhnya di bidang politik kampus yang mungkin dibawah layar tapi akan cukup terasa bagi mereka yang menyadari dan tau akan apa yang ia perjuangkan.

Sejumlah capaian selama menjadi delgasi serta “legacy” yang ia tinggalkan membuatnya menjadi semacam urban legend di kampus jawa dwipa. Hingga pada kelulusannya ia mendapatkan kursi VVIP untuk keluarganya dan meraih “berhala hitam” yang menjadi penanda akan capaian prestasi semasa kuliah. Tapi yang dia tinggalkan bukan sekedar capaian prestasi belaka, usaha kerasnya meninggalkan “legacy” yang masih terasa hingga sekarang dimana berkaitan dengan regulasi dan mengubah serta menginisasi kulitur kepenulisan serta peran aktif mahasiswa dilingkungan. Sejumlah karyanya juga sudah mulai terakusisi dan diterapkan menjadi progam kampus (aquaponik dan pengolahan rumput laut), dan ia sendiri masih terjun dan berusaha untuk menerapkan ide-ide yang pernah ia tulis dalam skala realisasi nyata agar bermanfaat bagi lingkungannya. sang pejuang itu telah kembali ke daerahnya membuka usaha sembari melanjutkan pendidikannya, maish aktif dalam beberapa project yang memberdayakan lingkungan serta di kewirausahaan. Peninggalannya di kampus jawa dwipa menjadi catatan bagi mereka yang ingin berjuang dan berusaha, semua mungkin atas ijin Yang Maha Kuasa.

Contoh Surat Permohonan Transkrip Bahasa Inggris ke Kampus

Salah satu syarat dari pengajuan proposal beasiswa atau proposal studi ke Luar Negeri adalah perlunya transkrip nilai dalam bahasa asing (bahasa inggris yang paling umum). Untuk memenuhi kriteria ini sebaiknya tanyakan dulu kepada pihak akademik fakultas atau wakil dekan kemahasiswaan. tapi tak semua institusi memiliki format baku (bahkan kita diminta buat sendiri suratnya) terhadap surat permohonan ini.

Terkadang Pihak Akademik Fakultas hanya mau tau, “pokok buato surat yang diketahui dan ditanda tangani oleh wadek “. well kalau begini urusannya ya apa kata kita lah, ini mungkin ada contoh Surat Permohonan yang saya ajukan untuk meminta transkrip dalam bahasa asing (Perkara nanti bisa tembus kuliah di luar negeri atau tidak, biar Tuhan yang menentukan jalannya, kita mah sama-sama saling mendoakan yang terbaik saja dan jangan kecewa terhadap apapun yang Tuhan berikan).

surat-permohonan-transkrip

LKTM Universitas Hasanuddin 2016, Secuil “dendam” yang terbayar TUNTAS

Universitas Hasanuddin Makassar merupakan salah satu Kampus terbaik di Indonesia Timur, di kampus ini pula diretas mimpi seseorang pemuda untuk keliling Indonesia 2,5 tahun lalu (31 Bulan lebih presisinya). Rektorat melalui direktur Kemahasiswaan mengadakan Event (gratis) bagi seluruh mahasiswa di Indonesia tiap 2 tahun sekali dengan judul Lomba Karya Tulis Maritim (LKTM) untuk menampung segala aspirasi terbaik mahasiswa seluruh indonesia tentang perkembangan maritim dari berbagai sektor dan sudut pandang.

Karena literally gratis, atau tanpa dipungut biaya registrasi maupun pengiriman ya tak usah berharap banyak lah soal pelayanan. bagaimana bisa coba finalis yang laki-laki ditempatkan di sekelas RAMSIS “rumah hantu” yang (ah sudahlah, hanya akan membuat emosi kalau di ingat.. tapi ingat ndak bisa protes namanya juga gratis, masih syukur dikasih tempat bernaung). Belum lagi soal kacaunya preparasi karena minim SDM, minim koordinasi dengan mereka para dosen, perbedaan prespektif, bahkan minim breefing sepertinya antar mereka yang katanya “panitia”.

satu persatu peserta mulai berdatangan dari berbagai penjuru, Bandara Sultan Hassanudin pun menjadi sasaran utama penjemputan. mereka para finalis pun tak tau mana yang panitia, mana yang peserta lain, mana yang warga sipil, dan mana-mana yang lain. belum lagi ada delegasi yang begitu berbakti kebada orang tuanya tapi cukup heboh semacam Ditta Putri yang langsung menelpon ibunya. para finalispun rata-rata menunggu cukup lama di bandara, menunggu mereka yang menjemput (masih tak tau siapa LO kami) dan menunggu kendaraan (katanya, tapi ya gak tau lagi). beruntunglah ada sedikit makanan disana dari orang2 yang katanya panitia (mana kita tau coba, tak ada ID card dan tak ada yang mengontak finalis sebelumnya).
sesampainya di Rektorat langsung saja tak banyak cakap absen, pembagian makanan dan pengundian nomer urut untuk presentasi keesokan harinya. mbok ya disambut dulu kek apa kek kita lelah lho setelah perjalanan itu, memang acaranya gratisan.. tapi tak begini (sambil nyanyi lagunya anang). singkat cerita tim delegasi dari Universitas Airlangga mendapat nomor urut 14 (dari 15 tim). kasihan juga mereka yang mendapat giliran akhir, semoga juri tak cukup ngantuk ketika menilai mereka. tapi masih ada Fitrawan Moefly Haskari yang menegosisasikan dengan Itapurnamasari Rahman agar bertukar nomor urut dikarenakan mereka tengah menjalani UTS, kasihan juga ya.. tapi salut dengan totalitas tim fitrah yang masih tetap berangkat ditengah2 ujian. walaupun sekedarnya TM kala itu memakan waktu cukup lama hingga larut malam kalau tak salah.. ckckck, dan banyak tim yang akhirnya belum selesai persiapan untuk presentasi besoknya, karena penginapan terpisah cukup jauh.
kegaduhan pagi hari di ramsis pun tak dapat terelakkan, ya bagaimana.. kamar mandi yang layak (emang ada ya.. perasaan ndak ada yang layak semua) terbatas, air kadang nyala banyak tidaknya dan para finalis dikejar waktu harus hadir di pembukaan sebelum presentasi. walaupun laki-laki membutuhkan waktu yang singkat di dalam kamar mandi (bukan maksud menyinggung kaum hawa, atau yang merasa) untuk mandi laki-laki sekalipun masih membutuhkan privasi dan yang paling penting air. kenapa sampai dibilang butuh privasi, bagaimana tidak kamar mandinya hampir semua pintunya rusak atau paling bagus pintunya bolong dah (oh men.. wth), ya para lelaki berharap saja semoga tak ada yang menggangu ke syahduan mereka didalam kamar mandi bersama sabunnya.
kemudian para finalis delegasi dari seluruh indonesia dikumpulkan di gedung ipteks Unhas untuk menikmati pembukaan acara. menikmati ? tidak juga, sebagian besar dari finalis terlalu lelah sehingga kehilangan interest mereka.. bahkan ada yang sampai tidur dengan pulasnya seperti delegasi dari unair Maliya Iezzateen.
1
seperti biasa, pembukaan di isi sambutan dari ini itu, bapak2 petinggi kampus (juga jatuhnya mahder ketika baru pertama duduk, mungkin beliau tidak tau kalau kursinya otomatis tertutup kalau tidak di duduki). dilanjut dengan tarian tradisional dan paduan suara (mungkin cuma ini yang menarik dilihat.. hahaha, entah para finalis menikmati seni atau menikmati ke elokan wajah mereka yang di depan). sebelum para finalis digiring ke ruangan masing-masing sesuai dengan subtema yang ditentukan oleh penyelenggara lomba.
2
Sub tema Pesisir menjadi tempat yang menarik untuk disimak, disini beragam delgasi dengan latar belakang yang keren-keren berkumpul. Ada Mawapres FPIK Universitas Haluoleo Muhamad Fajrin Ode yang dengan penuh percaya diri (Atau terpaksa karena anggota tim lainnya ndak datang) tampil seorang diri. Pemain Catur andalan(dan juga juara turnamen dota) Universitas Negeri Yogyakarta yang juga jago nulis sering lolos Roni Stmg setim dengan ahli fotografi Purno Adyatmoko dan mantan mapres fakultas Diana Prasastiawati. ada sejumlah ahli debat juga dari sumatra sekelas Alamsyah Norman dan partnernya dari Universitas Sriwijaya, ketua kamadiksi Uinsuska Riau Mahder Antoni bersama tim Rosmiatin dan alin. Tuan Rumah tak ketinggalan meloloskan andalannya the master, legend Fitrawan Moefly Haskari bersama zaken timnya yang sudah teruji juara dimana2 baik ketika bersama maupun sendiri Hanif dan Zizah. IPB mengutus wakil yang bahkan masih maba bung, maba 2016.. baru berapa bulan kuliah sudah berhasil membawa nama kampus ke ajang selevel nasional (kita dulu ngapain aja coba waktu bulan-bulan pertama kuliah.. sibuk tugas dan PPKMB). LKIM PENA Unismuh Makassar yang berusaha bangkit dari “tidur panjangnya” menggantungkan harapan pada Itapurnamasari Rahman dan sri. Delegasi dari Timur Jawa Dwipa Universitas Airlangga memiliki komposisi yang unik dimana Maliya Iezzateen ini masih final pertamanya, Ditta Putri ini final keduanya (di final pertamanya juara 1 dia.. mengingat waktu SMA beliau merupakan salah satu andalan NTB dalam berbagai ajang, masa kuliah sepertinya sedikit berbeda) dan Ahmad Farid Ary Wardhana yang terkenal sebagai seorang traveler penjelajah nusantara.
mengingat tiap subtema ada 15 tim, dan presentasi baru dimulai sekitar pukul 10 membuat presentasi di tiap subtema berjalan cukup panjang hingga menjelang magrib. jalannya presentasi terpotong dua kali ishoma membuat banyak delegasi yang mendapat nomor urut akhir banyak latihan dan mempersiapkan diri kecuali seorang traveler dari delegasi unair yang malah banyak tidurnya ketika rekan setimnya serius mempersiapkan diri. saat ishoma fasilitas umum masih menjadi catatan tersendiri (tidak beda jauh dengan kondisi 2 tahun lalu), dimana masjid cukup jauh dan hanya dapat ditempuh jalan kaki, toilet jauh dari kata layak.. kotor, air tak nyala, dan lain sebagainya, soal konsumsi.. ya tak boleh banyak protes.. ingat ini lomba gratis (tapi ndak gini juga seh). hanya ada mushola kecil yang digunakan bergantian para perempuannya, sementara yang laki-laki harus menunaikan ibadah ke masjid besar yang cukup jauh terasa bila jalan kaki (masjid kampusnya di ujung depan gerbang masuk.. nah tempat presentasinya sekitaran 400 meter dari gerbang). kondisi ini membuat molornya waktu cukup terasa.
menjelang akhir presentasi terjadi reuni singkat antara delegasi unair (yang juga mantan finalis PIKIR 2016 LKIM-PENA) dengan delegasi dari LKIM PENA Unismuh Makassar. yang menjadi bahasan utama mereka tentu, teknis acara.. mengingat acara selang waktunya tak terlalu jauh, dan sama-sama di makassar.. ya semacam supremasi kampus masing-masing dibawa disini.
3
setelah seluruh delegasi dari semua subtema menyelesaikan presentasinya, maka delegasi dikumpulkan di ruangan utama untuk penutupan acara. ya isinya masa-masa have fun n foto-foto (sambil menunggu peserta lain masuk, menanti makanan, dan menanti pengumuman pastinya). acara cenderung santai ini juga menjadi forum reuni bagi 3 orang alumnus LKTM edisi 2014 lalu, mereka datang dengan kondisi yang berbeda dengan 2 tahun lalu.. dimana Muhammad Riszky sudah mengoranye kan almamater merahnya dulu, Nuni Udiani sudah memegang gelar sarjana dan Ahmad Farid Ary Wardhana telah menjelajah berbagai kota di penjuru nusantara.
Ajang LKTM 2016 ini juga menjadi reuni kecil bagi alumni AEC Ambon di awal tahunnya.. ada delegasi dari Jambi Sri Wulan Rezeki, dari unhas ada Muhammad Iqbal Ramli, Rizka, dan Hanif, Delegasi jogja Roni Stmg, dari kendari Muhamad Fajrin Ode, dan spesialis traveler Ahmad Farid Ary Wardhana. memang ajang-ajang seperti ini seringkali menjadi sarana reuni bagi mereka dari berbagai daerah yang dipersatukan dan dipertemukan oleh setumpuk makalah.
6
selepas acara makan malam para delegasipun kembali ke ruangan utama untuk menanti yang paling ditunggu-tunggu.. apa itu, ya pengumuman hasil apa yang telah mereka perjuangkan tentunya. dan akhirnya Brawijaya juara sub tema kelautan, IPB juara sub tema umum dan diluar dugaan unair juara sub tema kelautan. detailnya bisa di cek di website resminya http://kemahasiswaan.unhas.ac.id/ne….
7
sebuah balas dendam yang cukup manis terutama bagi Ahmad Farid Ary Wardhana yang merupakan finalis ajang yang sama 2 tahun lalu, dimana dia lolos 2 sub tema dan tercecer semua di papan bawah. bagi Ditta Putri dan Maliya Iezzateen menyempurnakan rekor mereka tiap lolos final selalu menjadi juara 1. bagi tim Fitrawan Moefly Haskari, hanif dan zizah mungkin menjadi sebuah catatan tersendiri dimana mereka kalah poin 2 kali beruntun dan di kandang mereka di Makassar oleh orang yang sama dengan komposisi Tim yang berbeda (sebelumnya di PIKIR 2016 LKIM-PENA).
para delegasi pun akhirnya berhamburan untuk menyebar entah saling berkenalan, bercengkrama lebih dalam (mungkin ada juga yang PDKT disana ya Wallahua’lam) serta mengambil foto di berbagai sudut ruangan sebelum di “usir” untuk kembali ke penginapan agar tak terlalu larut.
ke esokan harinya, disinilah para finalis menyadari.. tak semua apa yang tertulis akan terealisasi seindah apa yang dijanjikan. loh maksudnya ?… iya para finalis di PHP, dalam poster lomba kita dijanjikan rute fieldtrip ke pulau, nyatanya.. ah sudahlah.. rute reguler Losari-benteng roterdam serta taman kota. tapi fotografi adalah sebuah seni mencari angle keindaah.. bukan seindah atau sehits apa tempatnya bukan gunyam Purno Adyatmoko. mungkin foto-foto berikut ini bisa menjadi gambaran tentang potensi dan bakatnya purno aka mas kacamata (begitu dia dikenalnya diantara sesama delegasi finalis). kalau butuh jasa fotografi untuk jogja dan sekitarnya bisalah kontak beliau.. inshaAllah harga juga sangat bersahabat kok 😀, untuk kualitas foto yang lumayan ajib.

terlalu lama berdebat antara warga lokal makassar dan perwakilan dosen membuat para delegasi cukup lama di taman itu hingga matahari cukup terik, kemudian para delegasipun melanjutkan perjalnaan ke pantai losari.. What ?? losari di siang bolong ??.. iya terbayangkan panasnya bagaimana, tapi itulah kondisi yang harus dapat dinikmati oleh para delegasi finalis (jangan terlalu banyak komplain.. ingat ini acara gratis tanpa biaya). tak salah juga ketika akhirnya banyak yang memutuskan untuk berteduh saja.. terumata mereka yang sudah pernah ke Makassar sebelumnya.

18

panasnya suasana kala itu membuat sejumlah delegasi memutuskan untuk akhirnya ke warung untuk makan coto dan palu basa.. ada juga yang penasaran pisang ijo sampai membayar cukup mahal untuk isi yang sebenernya hahahah (tanya Dini Novi Rohmah bagaimana rasanya bayar madumongso 40.000.. wkwkk)

19

kemudian destinasi terkahir sebelum semuanya semakin panas para finalis akhirnya dibawa ke pusat oleh-oleh dan benteng roterdam (tidak semua orang belanja kok. jadi banyak juga yang langsung menuju benteng roterdam). disana dapat terlihat sejumlah ironi dimana anak-anak kecil berjualan dengan sedikit pemaksaaan, dimana pembiaran, dimana.. ya Allah sampah berserakan dan anak-anak dibawah umur berjuang mencari nafkah.. kemana ya peran dinas sosial ??. benteng ini sendiri menyimpan sejarah mulai jaman belanda dan makassar tempo dulu.. banyak peninggalan-peninggalan menarik bagi mereka yang tertarik, tapi tak semua orang tertarik dengan sejarah bangsanya sendiri. bagaimana bisa jadi negara yang besar ?.. ingat proklamator Indonesia selalu berkata “JAS MERAH “ bukan berarti jas universitas hasanudin yang kebetulan warnanya merah tapi itu merupakan singkatan dari “ Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah “, dan ingat Bangsa Yang Besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya. dalam agama juga berulang kali dijelaskan belajarlah dari orang-orang sebelum kamu agar kamu tak merugi.

kalau mau gini terus, sejarah dijauhi.. bagaimana bisa membesarkan nama bangsanya ?.. generasi melenial yang akan bingung untuk eksis pribadi dan membesarkan nama sendiri. jauh dari cita-cita bangsa Indonesia.

Benteng ini menjadi destinasi terakhir yang dikunjungi oleh para delegasi, sebelum mulai berpencar sesuai jadwal penerbangan masing-masing, dan ke penginapan bagi mereka yang masih stay di makassar. Acara LKTM Unhas 2016 yang lumayan bagus sebenarnya, sayang kurangnya koordinasi membuat kami seakan dilepas di kota orang, padahal tak semua tau tempat disini, atau bisa cepat menyesuaikan diri. banyak kritik soal ini itu terutama penginapan yang jauh dari kata layak.. tapi yah, apa mau dikata.. acara gratis jadi para delegasi seakan tak punya hak untuk komplain, tapi apalah. LKTM Unhas 2016 memang murah, tapi bukan berarti murahan.. sederet ide-ide berkualitas untuk pengembangan Indonesia kedepannya tertuang dalam event ini.. hanya waktu yang dapat menjawab, apakah ide-ide cemerlang dari delegasi seluruh Indonesia ini akan menjadi kenyataan, atau mati di gagasan seperti kebanyakan ide dan kajian yang lain.

Acara seperti Ini memang perlu bagi para Mahasiswa untuk membuka pola pikir dan memperluas jaringan mereka, melepaskan hegemoni almamater sesaat untuk berinteraksi dengan mereka dari berbagai penjuru Negeri. tiap kampus punya cerita, tiap daerah punya warna.. tapi jangan lupa kita semua satu “Bhineka Tunggal Ika” dalam pertiwi Indonesia. Berkaryalah Nak.. Karena Indonesia butuh aksi nyata kita.. bukan sekedar sumpah-sumpah dan omong kosong janji palsu seperti “mereka” yang “katanya” wakil Rakyat.

Rekomendasi Rumah Sakit Jiwa, Hingga Berkelana Keliling Nusantara dengan Karya

Seolah mendapat kilatan petir dari langit bagi ibu endang mendengar hasil rekomendasi dari guru Bimbingan dan Konseling(BK) Sekolah Dasar (SD) yang merekomendasikan anak pertamanya ahmad untuk diterapi di Rumah Sakit jiwa terdekat. Tapi itulah yang terjadi, anak pertamanya harus menghadapi tamparan keras dari sekolahnya dengan surat rekomendasi itu. Bukan ketidakmampuannya mencerna pelajaran yang diberikan, karena ahmad selalu masuk rangking atas dikelasnya namun kondisi mentalnya yang masih terlalu rapuh membuat surat rekomendasi itu turun padanya. Ibu Endang akhinya memilih untuk memindahkan sekolah agar anak pertamanya masih dapat melanjutkan pendidikan, Alhamdulillah Allah berkendak lain sang ayah dipindah tugaskan keluar kota sehingga keinginan ibu Endang untuk memindah sekolahkan sejalan dengan kondisi yang membuat seluruh keluarga boyongan pindah kota.

Setelah pindah kota masih saja ada masalah tentang sekolah Ahmad, yang membuat semua orang mungkin hanya sanggup geleng-geleng kepala. Ahmad tercatat 3 kali mendapat rekomendasi untuk pindah sekolah, dikarenakan kondisi mentalnya yang dianggap tidak siap dan belum sanggup untuk menempuh pendidikan. Permasalah mental ini beragam, tingkat egoisme Ahmad masih tinggi layaknya anak kecil bukan permasalahan tentang pemahaman materi karena ahmad selalu masuk rangking atas dimanapun kelas dan sekolahnya semasa sekolah dasar. Namun permasalahan non teknis, seperti cengeng dan manja berlebihan dan perlu diperlakukan beda ini lah yang susah untuk diterima oleh sekolah secara umum. Soal kondisi mental ini dikarenakan Ahmad memang masuk sekolah 3 tahun lebih awal dibandingkan teman-teman sekelasnya. Sempat muncul rekomendasi untuk tinggal kelas, namun ini ditolak juga oleh bu Endang dikarenakan menganggap Ahmad mampu unutk mengimbangi pelajaran. Sempat pula ada rekomendasi untuk memindahkan ke Sekolah Luar Biasa (SLB) karena tes psikiater menunjukan kecenderungan Ahmad mengidap autisme dan hiperaktif.
Tapi bu Endang memutuskan untk mengabaikan seluruh rekomendasi untuk memindahkan anaknya ke SLB atau memasukan anaknya ke Rumah Sakit Jiwa untuk terapi. Beliau dengan sabar merawat anak pertamanya yang memang memiliki kebutuhan yang tidak biasa dibandingkan anak lainnya secara umum, bu Endang percaya bahwa anak pertamanya adalah anak yang istimewa. Dengan penuh kesabaran dan tawakal kepada Yang Maha Kuasa bu Endang merawat dan menasehati sembari terus membimbing anaknya dengan penuh keyakinan.

Ahmad memang sebuah catatan khusus sejak dalam kandungan hingga dilahirkan. Sejak didalam kandungan Ahmad sudah pernah mendapatkan rekomendasi untuk digugurkan karena, karena kondisi kandungan yang dianggap tidak memenuhi ketentuan dan membahayakan bagi yang mengandung. Dengan penuh doa dan keyakinan bu Endang memutuskan untuk meneruskan hingga melahirkan anaknya. Menjelang proses kelahiran sekalipun tak mudah, karena sejak awal sudah digunakan penguat kandungan tepat menjelang proses kelahiran tenaga bu Endang sudah habis dan akhirnya Operasi caesarpun diambil sebagai opsi untuk menyelamatkan ibu dan bayinya. Ahmad sendiri terlahir setelah melewati masa kandungan 10 bulan lebih, dan dalam posisi air ketuban sudah pecah hampir seminggu sebelum dilahirkan. Lahir dalam kondisi kritis dan kemungkinan menderita penyakit infeksius yang besar tak menyurutkan niat bu Endang untuk tetap merawat buah hatinya ini. Walau dokter sudah memperingatkan bahwa kecil kemungkinan bayi Ahmad dapat bertahan hidup lama dikarenakan kondisinya itu. Apapun itu bu Endang menganggap semua yang diucapkan dokter adalah sebuah analisis manusia, dan semuanya kembali kepada Kuasa Sang Pencipta yang dapat mengubah segala sesuatunya. Dengan pasrah dan penuh kasih sayang dengan sang ibu membesarkan anak pertamanya ini.

Menjelang akhir masa sekolah dasarnya Ahmad mulai menunjukan tajinya bahwa ia sangup bersaing dengan anak yang normal tanpa catatan. Tercatat dua kali Ahmad berada di papan atas ajang kompetisi sains tingat karisidenan jember. Hal yang mulai membuat sang ibu optimis bahwa anaknya ini masih memiliki masa depan yang cerah dan kompetitif. Ahmad pun akhirnya lulus sekolah dasar sebagai salah satu siswa dengan nilai yang terbaik, hal yang tidak mengejutkan karena Ahmad sendiri tidak pernah memiliki masalah dengan pemahaman materi pelajaran. Namun perkembangan kondisi mentalnya menjadi sebuah catatan tersendiri bagi sekolah yang nanti akan menerimanya dijenjang berikutnya.

Akhirnya Ahmad berhasil diterima di Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang cukup punya nama dan reputasi di Jember. SMPN 1 Jember menjadi tempat selanjutnya Ahmad untuk menuntut ilmu. Di sekolah ini, bukan rekomendasi SLB atau rumah sakit jiwa yang didapat, tapi 1001 masalah yang terjadi membuat Ahmad di ujung tanduk dengan total poin permasalahan 99 dari angka 100. Kumpulan poin ini akumulasi kasus Ahmad yang pernah nyaris loncat dan percobaan bunuh diri di sekolah, serta pertikaian sesama pelajar. Meski di ujung tanduk, sesuai regulasi sekolah ketika poin belum mencapai angka 100 maka yang dilakukan adalah pembinaan intensif dari Bimbingan dan Konseling sekolah. Disanalah Ahmad bertemu dengan Bu Sri, sosok yang memotivasinya dan mengubah jalan hidupnya. Bu sri selalu berkata kepada Ahmad

Nak, tak apa kamu nakal, tak masalah kamu berbeda, tunjukan apa yang membuatmu layak mendapat atensi lebih bukan karena masalah yang kau ciptakan tapi prestasi yang kau torehkan.

Hingga Ahmad lulus SMP masih belum terlihat sebuah catatan prestasi khusus, namun mulai terlihat perbaikan kondisi mental dan semakin jarang masalah timbul di sekolah.

Lulus dari SMP 1 Jember, Ahmad memutuskan melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 4 Jember. Sekolah yang kala itu jauh dari favorit dan terkenal sebagai penampungan bagi mereka yang tidak diterima di SMAN 1 atau SMAN 2 yang merupakan sekolah favorit di kota Jember. Keputusan ini sempat mengundang pertanyaan, baik dari dewan guru SMP yang menganggap Ahmad masih dapat bersaing di kedua sekolah favorit tersebut, serta orang tuanya yang menanyakan mengapa Ahmad tidak mencoba mendaftar di kedua sekolah favorit tersebut. Ahmad dengan mantap bertutur :
Bapak, ibu, jadi begini mengapa saya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke SMAN 4 Jember. benar memang, sekolah itu bukan sekolah favorit. letak sekolah yang jauh dari tengah kota itu menjadi salah satu alasan karena pergaulannya lebih terjaga, selain itu saya ingin suasana baru.. hampir seluruh teman-teman SD dan SMP ada di kedua sekolah favorit tersebut. kenangan mereka akan kasus semasa SD dan SMP tak mungkin mudah terlupakan bagi mereka.
Mendengar pernyataan dari Ahmad, ayah dan ibunya balik memberikan sebuah tantangan :
Okelah nak, ini pilihan hidupmu. kalau kamu sudah yakin silahkan, namun kami ingin kamu sanggup memberikan sesuatu dan tunjukan pada kami bahwa pilihanmu memilih sekolah disana adalah sebuah pilihan yang tepat.

Pernyataan orang tuanya membuat Ahmad semakin bersemangat untuk menunjukan kapasitasnya dan menunjukan sisa-sisa kejayaan yang sempat muncul di SD kala ia selalu meraih rangking dulu.

Kemampuan Ahmad semakin terasah di sekolah yang ia pilih untuk melanjutkan pendidikan itu. Hampir seluruh kompetisi perlombaan dalam berbagai bidang Ahmad selalu ada di papan atas tingkat karisidenan besuki. Juara di cabor Bridge, dua kali lolos ke tingkat jawa bali dalam olimpiade biologi, dan selalu masuk 5 besar dalam seleksi OSN tingkat kabupaten menjadi sebuah pertimbangan tersendiri. Mengingat sekolah Ahmad bukan sekolah unggulan atau sekolah favorit, catatan prestasi yang ditinggalkan Ahmad masih sering menjadi pembicaraan bagi para juniornya. Kondisi inilah yang membuat Ahmad memiliki sebuah “tiket” lebih untuk melanjutkan pendidikan nantinya, karena sertifikat tersebut memiliki nilai tawar yang cukup tinggi daripada sekedar nilai rapot.

Kendala mental sudah tak menjadi masalah utama di masa SMA ini, tapi kondisi fisik Ahmad menurun drastis akibat cedera parah yang ia dapat di tahun pertamanya SMA itu. Cedera yang masih membekas hingga sekarang, karena cedera di daerah pinggul, tulang duduk, dan tulang ekor yang cukup mengerikan. Alhamdulillah, Tuhan masih mengijinkan Ahmad untuk melanjutkan kehidupannya. Sempat dalam suatu kejadian ketika Ahmad tidur tiba-tiba ditarik kursi tempat dia merebahkan badan, tubuhnya pun jatuh cukup keras sehingga Ahmad kejang-kejang dan harus dirawat dengan bantuan oksigen selama berjam-jam. Sebuah kejadian yang dilakukan oleh temannya sendiri yang sekarang telah menjadi polisi, mungkin niatnya hanya sekedar bercanda tapi kondisi ini menjadi sesuatu yang sulit dilupakan Ahmad karena efeknya masih terasa hingga sekarang. Sejak dua kejadian ini Ahmad sering pingsan di Sekolah, dan seakan menjadi penghuni tetap klinik sekolah. Kondisi ini pula yang membuat Ahmad tidak lagi kompetitif di olahraga fisik, dan akhirnya mengalihkan fokusnya ke cabor bridge dan akademis.

Rasa tidak percaya sempat ia rasakan ketika Ahmad hendak melanjutkan pendidikan ke tingkat Universitas. Hal yang lumrah ketika guru Bimbingan dan Konseling sekolah berusaha meredam niat Ahmad yang ingin mendaftar ke salah satu Institusi favorit di Indonesia, mengingat asal sekolah yang jauh dari favorit. Tapi Tuhan berkehendak lain, dengan segala daya dan upaya serta sertifikat lomba yang ia miliki akhirnya Ahmad diterima di salah satu kampus favorit di negeri ini. Ahmad ingin menunjukan kepada seluruh jajaran staf guru yang meragukannya kala itu, bahwa dengan niat dan usaha maka semua itu masih mungkin diraih. Keberhasilan Ahmad menembus institusi favorit di Indonesia melalui jalur prestasi membuat dirinya menjadi sumber inspirasi bagi adik kelasnya. Tercatatat setelah kelulusan Ahmad, prestasi SMAN 4 Jember semakin meroket dan menjadi salah satu sekolah yang diperhitungkan ketika ada ajang kompetisi akademis di karisidenan besuki.

Memasuki bangku kuliah Ahmad semakin menunjukan tajinya sebagai salah satu civitas terbaik yang dimiliki institusinya sekarang. Insitusi yang menerimanya sebagai mahasiswa fakultas perikanan dan kelautan. Walaupun awalnya selalu diragukan sebagai anak desa dari sekolah pinggiran, ditambah penampilannya yang jauh dari meyakinkan sehingga memperoleh cercaan dari sesama civitas maupun staf pengajar institusinya. Ahmad perlahan tapi pasti menunjukan kapasitasnya sebagai seorang organisatoris, tercatatat sejumlah jabatan mulai legislasi tingkat Fakultas, Wakil Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa tingkat Universitas, Koordinator perkumpulan Ormada Jember di Surabaya, hingga inisiator Paguyuban Jember tingkat nasional pernah dipercayakan kepadanya. Walau sedikit terlambat memulai dibandingkan seluruh rekannya Ahmad juga menjadi salah satu civitas terbaik dalam penulisan ilmiah mahasiswa tingkat nasional.

Pengalaman petama Ahmad lolos Lomba Karya Tulis Ilmiah didapat pada semester empat masa kuliahnya. Ketika itu Ahmad berhasil meloloskan dua karya sekaligus dalam ajang LKTM Unhas Makassar 2014. Dalam ajang pertama yang ia ikuti Ahmad dan timnya berada di papan bawah skor penilaian, dan ini nampaknya menjadi sebuah pembelajaran yang berharga bagi Ahmad kedepannya. Pada Event selanjutkan yang ia ikuti (setelah hampir setahun vakum) KATULISTIWA 7 FEB Universitas Brawijaya Malang 2015 bersama timnya Ahmad meraih Juara 1, dan ini menjadi katalis Ahmad untuk terus menunjukan kapasitasnya dan berprestasi lebih jauh. Masih di tahun yang sama Ahmad berhasil meraih tambahan gelar Juara 2 Essay World Food Day, Juara 1 2nd IDENTIC FK Universitas Lambung Mangkurat 2015, dan Juara 3 PERANTARA Universitas Borneo tarakan 2015 menjadi hadiah yang ia berikan kepada Institusinya. Masih ditambah sejumlah finalis perlombaan di Surabaya dan Malang membuat namanya semakin diperhitungkan.

Tahun 2016 Ahmad masih belum kehilangan motivasinya untuk terus berprestasi dan berkelana keliling Indonesia dengan bekal karya-karya yang ia tulis. Pulau maluku berhasil ia jejak melalui ajang Archipelago Essay Competition 2016, di pulau Bali ia menorehkan catatan emas dimana ia menjuarai Shariah Economic Learning Forum XIII 2016, Pulau sumatra ia jejak melalui PSP Event dan Agrapana Fair di Universitas Riau dimana ia menjadi harapan tiga, dan pulau Sulawesi di kota yang sama dimana semuanya dimulai Kota Makassar ia memborong dua gelar juara satu pada acara PIKIR 2016 Unismuh dan LKTM Unhas 2016. Dimensi wawasan penulisannya pun semakin luas, tercatat ia sanggup menulis dengan beragam tema mulai dari kesehatan, ekonomi syariah, K3, pertanian, bidang umum, hingga bidang yang palin ia kuasai di Kelautan dan Kemaritiman.

Ahmad berhasil menunjukan satu hal yang bahwa kita tak perlu kalah terlebih dahulu sebelum berperang. Ahmad juga menunjukan kemampuannya beradaptasi dan mempelajari berbagai macam bidang tema, dengan partner yang hampir selalu berganti ditiap perlombaan. Bagaimana ia dan tim menjuarai IDENTIC (Indonesia Medical Scientific Competition) mengalahkan tim dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Universitas brawijaya yang merupakan salah satu kampus favorit dengan fakultas kedokteran di Indonesia. Dengan juri dan penguji yang berlatar belakang profesional dan akademisi dibidang Kesehatan. Lalu ia dengan tim menaklukan Shariah Economic Learning Forum XIII tanpa satupun anak ekonomi syariah. Ajang umum seperti KATULISTIWA 7 dan PERANTARA pun Ahmad mampu beradaptasi dan menjuarainya. Belum lagi catatan finalis di bidang K3, Pertanian, Energi, dan bidang-bidang lainnya yang jauh dari bidang yang ia pelajari semasa kuliah.

Belum cukup dengan catatan Nasional, sejumlah gebrakan yang ia lakukan untuk meningkatkan daya saing fakultasnya pun hingga tingkat Internasional. Tercatat pada semester dua ia menjadi delegasi Internasional dengan angkatan paling muda sepanjang sejarah Fakultas, karena biasanya delegasi Internasional adalah mahasiswa diatas tahun ketiga. Lalu bagaimana ia dan timnya menginisiasi Progam Praktek Kerja Lapang di luar negeri, ia dan tim menjadi pertama yang melakukannya di Vietnam. Hampir tiap tahun sejak kelolosan pertamanya Ahmad selalu menjadi delegasi Internasional. Sebuah catatan yang membuat namanya menjadi bahan perbincangan di tingkat civitas akademika Insitusi, dan menjadi sebuah kebanggan tersendiri bagi fakultasnya.


Dibalik sejumlah catatan itu, Ahmad tetaplah seorang anak yang patuh terhadap Ibunya. Dia tetaplah anak yang selalu merindukan rumah dan berusaha berbakti sebaik mungkin bagi orang tuanya. Terlepas dari sejumlah pembuktian yang ia lakukan, Ahmad sadar.. bukan itu semua yang akan dipertanggung jawabkan tapi bagaimana ia berguna bagi lingkungannnya dan berbakti kepada kedua orang tuanya.

Ahmad kini masih berjuang untuk menyelesaikan Tugas Akhirnya untuk segera menyelesaikan masa baktinya kepada institusi tempatnya bernaung. Catatan emas yang telah ia torehkan akan masih terus menjadi pembicaraan dan inspirasi bagi adik tingkatnya serta civitas lainnya. Ahmad membuktikan kepada seluruh rekan dan pengajarnya, bahwa setiap orang itu mungkin punya caranya sendiri untuk bersinar. Dan bagaimana ibu Endang merawat Ahmad, dari orang yang mendapatkan rekomendasi untuk diterapi di Rumah Sakit Jiwa hingga menjadi salah satu mahasiswa terbaik yang mampu bersaing ditingkat Nasional maupun Internasional. Selama kita masih Hidup, segala hal itu masih mungkin terjadi karena Kuasa Tuhan itu nyata. Karena hasil yang didapat diawali dengan sebuah proses panjang yang melelahkan dan menggoda kesabaran. Tidak semua orang terlahir sempuran atau sanggup seperti yang di Inginkan, tapi setiap orang adalah sosok Istimewa yang punya cara tersendiri untuk menunjukan bahwa ia Istimewa.

Tetaplah sabar dan istiqomah, seperti bagaimana Ibu Endang percaya dan penuh kasih sayang merawat Ahmad. Tetap berusaha seperti yang dilakukan Ahmad untuk membungkam mereka yang menyibirnya. Tuhan tak pernah tidur, dan Tuhan akan memberikan sesuatu sesuai kelayakan yang dilakukan hambanya. Percayalah dalam kehidupan ini semua akan berbalik, dan tidak ada sia-sia dari sebuah usaha menuju kebaikan.

http://ukm-exist.blogspot.co.id/2017/04/juara-ii-lomba-kisah-inspirasi-nasional.html

Sumatra Yang Akhirnya Terjejak, Pekanbaru-Rumbai-Batam-Siak, Nostalgia yang taklagi terelak (Bagian 2)

Well, melanjutkan bagian 1 kemarin bagian kedua ini juga tak jauh2 dari ajang reuni kok. di event yang diselenggarakan oleh Fakultas Pertanian Universitas Riau ini saya berkesempatan bertemu dan bereuni dengan 2 orang keren yang langganan juara dari IPB Bagas Adji Prabowo dan Yusrizal Herman Tabri yang sempat ketemu di ambon juga di awal tahun (dunia itu sempit ya guys.. wkwkwk). kali ini saya kembali berangkat dengan komposisi tim yang berbeda dengan Siti Fatkhul Jannah dan Eva Agustina yang akhirnya kami lolos dalam suatu event (sebelumnya uda berapa kali team up ndak pernah ada yang lolos, alhamdulillah akhirnya kami pecah telor juga lolos event.. dan menjadi kesempatan pertama bagi mereka untuk merasakan bagaimana rasanya menjadi finalis sebuah kompetisi).

Well, melanjutkan bagian 1 kemarin bagian kedua ini juga tak jauh2 dari ajang reuni kok. di event yang diselenggarakan oleh Fakultas Pertanian Universitas Riau ini saya berkesempatan bertemu dan bereuni dengan 2 orang keren yang langganan juara dari IPB Bagas Adji Prabowo dan Yusrizal Herman Tabri yang sempat ketemu di ambon juga di awal tahun (dunia itu sempit ya guys.. wkwkwk). kali ini saya kembali berangkat dengan komposisi tim yang berbeda dengan Siti Fatkhul Jannah dan Eva Agustina yang akhirnya kami lolos dalam suatu event (sebelumnya uda berapa kali team up ndak pernah ada yang lolos, alhamdulillah akhirnya kami pecah telor juga lolos event.. dan menjadi kesempatan pertama bagi mereka untuk merasakan bagaimana rasanya menjadi finalis sebuah kompetisi).

mengusung karya tentang pestisida organik berbahan dasar daun cengkeh yang jauh dari bidang kami bertiga. kami lolos untuk mempresentasikan dan mempertanggung jawabkan apa yang telah kami tulis. ya gimana lagi FPK+FST Biologi+FKM maju beginian ke Faperta. ya sudah dinikmati n dijalani saja dan jangan kalah sebelum berperang meskipun kami tau kecil kemungkinan.

malam itupun akhirnya saya tiba di penginapan bersama peserta lainnya. saya sempat ngobrol dengan Untung Adi Santosa, Dikau Tondo Prastyo (yang ternyata satu organisasi dengan kawan saya yang saya jumpai sebelumnya), Muhammad Alwan Habibi Mushlih yang ternyata adik kelasnya siti well, dunia tak seluas daun kelor ya. dan akhirnya membahas TM lomba (well, ya ini acara pertama mereka seh jadi ya dimaklumi aja kalau agak kacau)

kami melakukan persiapan pertama selepas TM itu, ya mau gimana lagi, soalnya saya selama bulan oktober tidak ada di surabaya dan sudah terlebih dahulu berkelana dan sampai di pekan baru sementara partner saya siti dan eva masih ada tanggunan akademik ayng perlu di urus. akhirnya kami menyempatkan untuk membuat PPT malam itu juga (karena PPT harus dikumpulkan hari itu juga) dan belajar sedikit2 lah tentang apa yang akan kita presentasikan.

well, kejadian air mati pun membuat etimasi waktu mandi menjadi sebuah permasalahan yang cukup pelik rupanya. pas saya masuk kamar mandi ada sesuatu peninggalan Wildan Dani yang membuat saya tak betah dan akhirnya memutuskan mandi di tempat lain saja.

hari presentasipun akhirnya tiba, kami mendapat giliran tepat sebelum break sholat jum’at. dan itu menjadi salah satu yang paling saya kenang.. bagaimana kami menahan tekanan dan mencoba tetap tenang ditengah hantaman pertanyaan yang jauh dari kapasitas bidang kami masing-masing. itu secara pribadi menjadi salah satu penampilan terbaik kami, disisi lain kami juga tau dan menyadari kita tak akan juara di tempat ini.. tapi kita sudah memperjuangkan yang terbaik.

1

kita ketika itu berasa dilempar ke kandang buaya, mengusung tema pestisida organik jajaran juri ketika itu adalah ahli2 dibidangnya. ketua penguji merupakan guru besar unri dengan kajian biopestisida, penguji lainnya kepala laboratorium hama dan penyakit dan agrobisnis. bisa dibayangkan lah pertanyaan mereka yang semua ahli dibidangnya seperti apa dan bagaimana kami yang bahkan bukan mahasiswa pertanian mencoba menjelaskan dari apa yang kami pahami tentang karya kami. tidak salah kalau penguji berharap kami sepaham beliau karena itu memang tugas dari seorang juri, menguji seperti apa pemahaman peserta tentang apa yang mereka tulis sendiri. mungkin waktu tanya jawab yang diberikanpun masih berasa sangat kurang, terlihat dari pertanyaan juri yang akhirnya terpaksa di potong karena waktu yang tidak cukup. dan bagi kami, eksekusi publik telah berakhir.. wkwkwk.

2

selepas kami presentasi tiba masa istirahat dan sholat jumat, saya memutuskan untuk mengiyakan tawaran ketua juri bapak yang maaf saya lupa namanya untuk jumatan bersama beliau. sepanjang perjalanan kami sempat ngobrol tentang banyak hal, tentang masa depan, tentang perbandingan kuliah di luar sama disini, tentang bagaimana pengalaman saya pribadi. pertanyaan pertama yang hampir selalu muncul adalah, anda muslim.. wkwkwk jangan nilai keimanan seseorang hanya dari apa yang terlihat ya. kemudian baru kita banyak membicarakan tentang kondisi kekinian yang tak perlu detail aku urai disini.

kami pergi ke salah satu masjid salafi yang ada di pekan baru, masjid Masjid Raudhatul Jannah. Disinilah saya melihat fungsi masjid benar2 sebagai pusat aktifitas, bukan sekedar tempat beribadah saja.. memang begitulah seharusnya tentang bagaimana tata wilayah kota yang dikonsepkan oleh seorang Mimar Sinan arsitek jaman otoman turki yang membangun masjid terlebih dahulu kemudian seluruh poros aktifitas masyarakat mulai pendidikan, ekonomi, sampai kesehatan dibangun disekitarnya. dan satu hal yang pasti untuk kalian, salafi tak seburuk apa yang di ekspose media-media sosial terutama kalau kalian ingin tau silahkan berinteraksi sendiri dan nilai sendiri, jangan pernah biarkan media membangun pola pikirmu terhadap segala sesuatunya.

setelah jumatan kita membeli sejumlah makanan ringan yang dijajakan di sekitaran masjid dan inilah, selepas ibadah terjadi interaksi dan banyak hal yang dibahas, sembari perjalanan balik ke unri untuk melanjutkan fase presentasi. hal ini yang jarang terjadi, mungkin ada di sejumlah masjid agung seperti di surabaya.. tapi di tempat lain sangat jarang sekali kutemukan.

kembali lagi ke masa presentasi, sebenarnya pengaturan waktunya relatif kacau.. telat mulai dan bagaimana 15 tim harus mempresentasikan semua dalam satu hari sementara startnya hampir jam 10, akhrinya selesainya opun ba’da isya’ dan langsung pengumuman juara pada hari itu juga. dan bisa ditebak siapa yang akhirnya juara.. langganan juara IPB memborong juara 1-2.. yus seperti biasa merajai hampir segala ajang kompetisi (sepertinya kita semua perlu belajar banyak ke “the master” yang satu ini).. well, selamat bagi para juara ya.
4
selesai ini (yang cukup larut) kami pun dikembalikan ke penginapan (yah beberapa kloter, harap maklum mobilnya panitia terbatas). untuk mempersiapkan diri untuk fieldtrip besok yang katanya disuruh berangkat pagi.. tapi ya you know lah.. welcome to Indonesia.. banyak jam karet.
akhirnya hari yang ditunggu-tunggu tiba FIELDTRIP wkwkwk, rute kali ini menuju siak yang dikau sudah hapal sekali sepertinya (maklum mas dikau sudah pernah kesini sepertinya). sepanjang perjalanan dari pekan baru yang kami lihat hanyalah hamparan kelapa sawit -,-. wilayah yang harusnya hutan hujan tropis ini telah berubah akibat kapitalisme pohon sawit. macam mana pula ini, ketika hewan2 rimba itu masuk ke pemukiman mereka menyalahkan satu sama lain tapi habitatnay dirusak.. ah.. sudahlah, memang ketika urusan perut dijadikan nomer 1 mengabaikan lainnya manusia harus siap menanggung konsekuensinya, keberadaan hutan sawit dimana2 ini membuat suasana menjadi sangat panas, tak heran kebakaran sering terjadi dan susah dipadamkan.. tanah yang masih banyak lahan gambut ditambah keringnya wilayah akibat perluasan hutan sawit yang memakan tempat hutan hujan tropis, membuat kondisi air sepanjang perjalnaan pun menjadi miris.. selamat datang di era kapitalis -,-.
bahaya utama dari kapitalis sawit ini adalah alelopati yang dihasilkan dari tiap pohonnya akan membuat spesies lain sulit untuk tumbuh di masa yang akan datang. lahan yang awalnya heterogen sehingga tidak ada dominasi alelopati dari salah satu spesies menjadi hutan homogen dengan dominasi sawit selama entah berapa periode nantinya, terbayang berapa banyak alelopati yang dihasilkan. alelopati ini merupakan bahan kimia yang dihasilkan tumbuhan untuk saling berinteraksi dengan sejenisnya dan mampu menghambat pertumbuhan jenis lain. jadi bukan hanya manusianya saja yang melakukan kapitalis, si sawit ini juga melakukan kapitalisme terhadap lahan area tumbuhnya.. singkroniasi antara manusia dan sawit yang berhasil menghancurkan hutan hujan tropis
4
setelah perjalanan yang cukup melelahkan dan panas dengan suguhan pemandangan hutan sawit sepanjang jalan selama hampir 3 jam kami akhirnya tiba di kota siak. kota ini merupakan kota yang masih baru, tapi ada kerajaan yang sudah lama berdiri disini jauh sebelum Indonesia merdeka dan istana kerajaan siak merupakan rute utama fieldtrip kali ini.
setibanya di kota siak, kami berhenti di salah satu warung makan padang untuk makan siang dan lanjut ke masjid terdekat untuk melaksanakan sholat duhur. well, kalau di sumatra mah warung makan padang banyaknya kayak warung pecel di jawa timur.. ada di hampir semua penjuru.. wkwkwk.. nikmatilah sajian makanan penuh santan yang cenderung pedas dan masam
setelah itu kita menyusuri sungai siak dan melihat pemandangan disekitarnya. well, sungainya tercium aroma logam yang cukup menyengat. ndak kaget juga sebenarnya karena waktu ke danau buatan rumbai beberapa hari sebelumnya (diluar rangkaian acara agrapana fair) air disana juga tercium aroma logam(karat) yang cukup menyengat. saya ingin menguji bagaimana kualitas air disana sebenarnya bisa apa ndak buat nganu belut (efek si krispi mainan belut.. hahaha), dan kami pun mengambil sejumlah foto disana.

setelah dirasa cukup waktu “berjemur” di sungai yang menguras keringat dan bekal minum akhirnya kami memasuki istana siak, banyak peninggalan sejarah menarik disana. hampir sama dengan istana-istana lainnya tapi ada satu hal yang menarik bagi saya. bagaimana seorang raja yang menyerahkan hampir seluruh kekayaannya untuk negri ini justru tak sanggup meninggalkan apapun untuk anak keturunannya (kejadian hampir sama dengan saudagar yang menyumbangkan hampir seluruh hartanya untuk emas di tugu monas.. yang di akhri hayatnya justru hidup kekurangan). cukup ironis, saya salut pada keputusan raja yang sangat nasionalis mendukung kemerdekaan Indoneisa.. dia hebat sebagai seorang warga negara, tapi sebagai seorang imam di keluarga.. saya punya pandangan lain, kasihan juga keturunannya yang sekarang banyak merantau dijawa dan menjadi masyarakat kelas menengah kebawah (seorang kawan pernah melakukan riset tentang ini dan menjabarkannya.. aku pun sempat penasaran dan mencari literasi tentang ini juga setelah diceritakan). (https://news.detik.com/berita/16288…) namanya harta bisa jadi rebutan.. inikah yang mau kita kejar hingga mati dan melupakan perisapan yang dibutuhkan setelah berpulang ?

selepas dari istana siak, kami melanjutkan perjalanan kembali ke pekan baru yang cukup jauh dan melelahkan.. the master Yusrizal Herman Tabri dan partnernya yang tak kalah hebat Wildan Dani sampai tertidur dengan pulasnya. well, saya juga apalagi.. tidur mulu, bangun waktunya sholat n makan aja. karena kita kembali ke pekan baru relatif sore jadi tak sepanas ketika kami berangkat, tapi tetap saja cukup untuk memeras keringat.

14

kami sampai di pekanbaru magrib, yah dan saya pun berlari mencari masjid untuk melaksanakan tanggungan dan kewajiban sebelum kembali ke penginapan dan menikmati malam terakhir saya di pekanbaru.
keesokan paginya, satu per satu peserta kembali dann melanjutkan perjalanan keluar dari kota pekanbaru. yah sebelum pulang, saya menyempatkan foto bersama the master yus dan the next master bagas (super sekali mereka bung, langganan juara dimana-mana memang). lalu partner lomba saya siti dan eva menikmati perjalanan keliling unri (saya ditinggal.. wkwkwk ya maklum lah kan beda penerbangan soalnya). sembari menunggu akhirnya afif datang kembali dan kita sempat ngobrol-ngobrol tentang banyak hal, termasuk beliau yang hendak pergi ke jerman.. keren juga ini anak (ane mah apa, butiran debu yang terbang terbawa angin kemana-mana) sambil menunggu aaf datang mengantarku kembali ke bandara. well, aaf datang dengan waktu yang mepet sekali dengan penerbanganku.. akhirnya kamipun melaju kencang(saya jujur senam jantung ketika itu) tanpa helm dari pinggiran kota menuju bandara, jangan tanya jalanan seperti apa yang dilewati dan seperti apa kami melaju.

ya begitulah, petualangan selama 2 minggu di tanah sumatra akhirnya harus berakhir (well, karena dapat pengumuman lolos jadi saya hanya punya waktu 2 hari di Surabaya sebelum kembali melanjutkan perjalanan ke Makassar, kota penuh kenangan dan seribu satu cerita bagi saya sendiri.

Terima Kasih atas semuanya, sampai jumpa lagi di lain kesempatan.. inshaAllah akan kusempatkan lagi bersilaturahmi ke kalian.. karena sudah jelas.. #MytripMysilaturahmi. tunggu tanggal mainnya hingga akan kujejak lagi pulau Sumatra

 

Sumatra Yang Akhirnya Terjejak, Pekanbaru-Rumbai-Batam-Siak, Nostalgia yang taklagi terelak (Bagian 1)

Selepas dari Solo, perjalanan langsung berlanjut ke Pekanbaru riau, ku jawab permohonan Al Afif Muzakir yang sempat berkelakar beberapa bulan sebelumnya. “ ayolah sini bang main-main ke pekan baru “, ketika itu singkat cerita ku jawab InshaAllah lihat saja nanti. dan Benar saja, ada 2 ajang kompetisi beruntun di pekan baru dan Alhamdulillah lolos semua. dan akhirnya ku menjejakan kaki di pulau sumatra bersenjatakan karya makalah.
well, my trip my silaturahmi itulah tajuk utama tiap perjalanan yang kulalui. dan yeah, ku penuhi janjiku bersilaturahmi ke tempatmu fif. pesawatku datang tepat tengah malam dan kuminta tolong afif menjemput. dengan kondisi yang mulai drop akibat sesuatu di solo kemarin yang memaksaku memangkas banyak waktu istirahat, saya pun berpesan untuk minta dibelikan sejumlah obat n suplemen. sesampainya di kontrakan salah satu kawannya tempatku menginap hari pertama, ada hal lain yang ku sadari -,-.. handuku sepertinya ketinggalan di bandara sukarno hatta pas aku mandi sore.. (gimana gak mandi orang transit 5 jam sampai garing disana), dan akhirnya saya pinjam handuknya dia (ku pinjam selama 2 minggulah aku di pekanbaru). setelah itu kita ngobrol dikit tentang proges masing-masing (sesama pejuang skripsi) dan kondisi di kampus masing-masing sebelum saya minta istirahat karena terlalu lelah.
keesokan paginya, aku masih bangun dengan jam WIB, jam 3 bangung-ibadah dan bersiap ke masjid sebelum si empunya kamar bilang mas disini adzan hampir jam 5.. wkwkwk selisih sejam ternyata sama di jawa ya.. ya sudahlah.. tapi ndak di buat tidur lagi, cuma alarm diatur lagi disesuaikan sama jam sana. menjelang agak siang dia ijin untuk ke kampus dan tinggallah aku sendiri untuk menunggu jemputan dari panitia Psp event 2016. rifki akhirnya menjemput saya serta peserta yang lain dan akhirnya saya reunian dengan panitia lomba di ambon dulu sepasang anu tiqah dan Sutejo Kusumo. lalu kamu melanjutkan perjalanan ke rumah kontrakan rifki yang menjadi penginapan para peserta yang laki-laki.
sampai disini saya kembali menjumpai peserta sekaligus orang keren lho Andri Saputra owner dari Mina Indonesia juga menjadi salah satu finalis lomba, belum lagi sekjen dari Himpunan Mahasiswa Perikanan Tangkap Indonesia – Himpatindo gobank.. ah sudahlah, semakin kamu berkelana semakin banyak orang-orang yang kamu jumpai.. mereka tak sejauh apa yang kamu kira untuk dijangkau kok, tinggal bagaimana mencari cara untuk mendapatkan aksesnya saja. sebenernya dalam event pertama ini saya hanya masuk sebagai subsitusi, terima kasih kepada Nada Dzatalini yang membuat saya punya kesempatan untuk ke sumatra (akhirnya).
malam harinya kita TM membahas ketentuan lomba dan ngobrol sedikit ngalor ngidul.. isinya, ah sudahlah ya begitu ya, dan makan jangan lupa.. wkwkwk.
15726781_10207595799642337_1254330596552851864_n
di pagi hari kami pun dikumpulkan dan foto reunian alumni AEC Ambon menjadi agenda paginya.
2.jpg
setelah itu, ya agenda seperti biasa.. pembukaan-perkenalan juri-giliran presentasi. disaat presentasi kami sudah mencoba berikan yang terbaik, namun satu dan beberapa hal yang saya tahu.. itu karya cukup kacau, saya tak sempat mengkoreksi detail penulisan terutama.. dan wala, komentar juri pun tak jauh2 dari soal bagaimana semburatnya penulisan karya. tapi ya sudah, kami berikan yang terbaik.. setidaknya tak sampai terlalu memalukan dengan menyipakan senjata di presentasinya (ternyata senjata yang kami siapkan masih tidak mampu menutup kekurangan dari karya yang tercetak dan terbaca di juri), saya yang masuk sebagai pemain pengganti tak sanggup berbuat banyak di penulisan.. kecuali memoles tim muda ini di bagian presentasinya (semoga kalian kedepannya jauh lebih baik lagi, dan itu sangat mungkin mengingat kalian masih angkatan muda sekali).
3
setelah itu kami pulang (sambil menanti esok hari pengumuman-ya kami sudah tak berharap banyak walau tetap berdoa saja). saya banyak ngobrol dengan bang Andri Saputra (owner mina Indonesia) masalah banyak hal. hampir tiap terdengar suara adzan kami berjalan cukup jauh menuju masjid terdekat, kadang kami juga ditemani Sutejo Kusumo kesana. Disinilah terselip sedikit rasa kagum, letak masjid yang di ujung pertigaan jauh dari pemukiman, di depan rawa2 di timur kuburan dan puskesmas tak pernah membuat masjid ini sepi. sejumlah orang merelakan diri berjalan kaki (seperti kami) atau menggunakan kendaraannya untuk tetap memenuhi tempat ibadah itu ( jauh berbaeda dengan di jawa ya, beda liturgi aja uda ndak mau masuk masjidnya kadang, masjid yang dekat pun kadang hanya ramai ketika hari jumat saja). hal yang akhirnya menjadi kebiasaan saya selama hampir 2 minggu di pekan baru, mencari dimana masjid mengumandangkan adzan disitulah saya akan berhenti sejenak untuk ibadah.
selepas isya’ dengan motor pinjaman saya dan bang andri pun mencoba mencari es degan (well, yeah.. kami keluyuran dengan motor pinjaman dari empunya rumah si rifqi), kami keluyuran cukup jauh dengan modal nekat aja (uda gak tau jalan, gak pakai helm lagi kemana2). rifqy bilang, uda bang tenang aja.. disini jarang ada polisi kok, kecuali acara2 besar dimana mereka dibayar baru mereka bakal ada untuk berjaga. setelah berkelana tak jelas sekitar 15 menit akhirnya kami menemukan orang yang menjual degan (iyalah nyari degan malam2 coba.. kan ya agak susah) dan kami akhirnya menikmati degan dalam kelapa utuh itu. baru selesai degan disajikan hujan mendera dengan sangat deras sekali.. well, Alhamdulillah saya bersyukur datang ke pekan baru dalam kondisi sering hujan, kalau sudah siang panasnya terik sekali, sedikit saja api sudah timbul kebakaran (seperti yang sering kita saksikan seringnya riau kebakaran di tv-tv itu.. tebalnya kabut asap, alhamdulillah saya tak mengalaminya selama disana). hujan deras yang hampir setengah jam itu membuat kami sedkiti banyak bicara ngalor-ngidul soal masa depan, quality time berdua lah.. wkwkwk. setelah itu kami lanjut cari jus, dan akhirnya kami tiba di kedai yang menjual jus.. saya pesan yang reguler saja jus sirsak ketika itu, tapi pesanan bang andri karena rasa penasaran tak akan ku lupakan seumur-umur “Jus Pinang”. bukan soal anehnya minumanya, tapi ekspresi yang menjual dan ketika kami membayar itu.. tak akan kami lupakan (dan saya akhirnya tahu beberapa hari kemudian kenapa ada ekspresi seperti itu, ketika kami.. 2 anak muda, masih cukup kuat seharusnya beli jus pinang jam 9 malam.. wkwkwk). yah, rasa dari jus pinang sebenarnya tak terlalu buruk bagi saya secara pribadi, tapi ya sudahlah.. kami kembali ke rumah rifky sudah cukup larut, dan langsung terkapar istirahat.
Keesokan paginya tetap dimulai dengan rutinitas jalan kaki di dini hari, lalu antrian mandi yang cukup lama (maklumlah.. ada berapa laki2 memperebutkan 1 slot kamar mandi.. wkwkwk) kami kembali ke FPIK Unri, diawali dengan kuliah tamu dengan metode penyampaian yang mohon maaf membosankan sebenarnya, lalu pengumuman juara. seperti yang sudah diduga kami gagal memberikan sesuatu pada institusi kami mohon maaf untuk itu dan selamat bagi para juara. tapi seperti apa yang selalu ku tekankan, apalah arti sebuah trophy (sejumlah orang berpendapat ini mungkin sangat berarti dan hampir mempertaruhkan segalanya untuk berangkat dan mendapatkannya).. namun bagi saya pribadi jaringan, relasi, kenangan adalah sesuatu yang lebih berharga daripada sekedar sebuah kemenangan. jika aku harus mengorbankan semuanya untuk meraih juara kompetisi semacam ini, maka saya akan mengorbankan kemenangan ini untuk membangun kolaborasi yang lebih lagi. bukan berarti kita tak memberikan yang terbaik, kita berikan yang terbaik ketika memang waktunya kita berlaga.. tapi selepas itu jauh lebih bermakna daripada sekedar gelar juara.
setelah mengetahui detail, cukup kecewa sebenarnya.. tapi biarlah.. kepala ini masih mampu tegak menatap masa depan kok :D. kami pun pulang dan kembali ke tempat menginap masing-masing (cukup banyak hal yang kita diskusikan.. apalagi jomblo2 ngumpul di tempat laki2 itu.. ah kemana2 bahasannya). dan pada malam harinya saya dan MANTAN DOSEN saya di FPK unair M Zakiyul Fikri bersilaturahmi kembali (setelah sekian lama). banyak hal yang kita diskusikan, termasuk sejumlah hal X-Rated yang cukup kami berdua yang tau dalam pembicaraan kemarin (Boys talk lah.. hahahaha). aku juga tak ada rencana mengurainya disini, karena akan ada banyak pihak tersinggung membahas soal internal yang cukup sensitif. pak fikri mentraktir saya dengan ya mie sagu dan kopi bangkalis, citarasanya lumayan menggoyang lidah seh, walaupun tak semua orang akan cocok dengan makanan itu aku yakin.

pagi harinya akhirnya yang ditunggu oleh banyak orang, pengumuman juara. diawali dengan pembukaan tarian tradisional melayu dan sejumlah nyanyian. lalu kuliah tamu dengan materi yang penting sebenarnya, tapi karena cara penyampaian dan penempatan konten yang kurang pas sehingga terkesan membosankan selama 3 jam akhirnya pengumuman juara pun dilakukan. maaf ya tim, kita gagal membawa sesuatu untuk kampus. kalian masih muda nak, silahkan kalian ambil ini sebagai pelajaran berharga untuk menjadi lebih baik kedepannya.

terima kasih tim, karena kalian sudah berusaha. terima kasih karena memberi saya seorang hamba sahaya satu tim dengan duo hits FPK Unair Nada Dzatalini dan Mirda.
8.jpg

 

setelah itu semua usai kami dikembalikan ke tempat menginap sebelum malamnya jalan-jalan di kota. well, pekanbaru memang beda dengan sejumlah tempat di jawa yang banyak tempat nongkrong atau banyak spot2 asik. pekanbaru ya seperti itulah, tak banyak komentar aku-tak terlalu tertarik membahas-dan mohon maaf tak ada dokumentasi yang terambil (hpku uda mati malam itu).

selain mencoba makanan di kota yang harganya hampir 2 kali lipat harga di sekitaran kampus unri, perjalanan ke kota berpusat pada sekitaran masjid agung pekan baru, yang kebetulan ketikan itu menjadi tuan rumah MTQ se provinsi riau, disana ada stan kota-kota yang ada di provinsi riau. dalam tiap stan tersebut ada produksi produk khas sana (sayang aku tak punya cukup uang untuk belanja kali itu), baik itu produk olahan, produk agrikultur, produk budaya, dll lah. sayang kita kesana terlalu malam sehingga sejumlah stan tidak buka (mungkin kalau lebih sore lebih asik itu). kemudian perjalanan dilanjut makan malam (yang cukup mahal juga.. wkwkwk) lalu kembali ke penginapan.

keesokan harinya perjalanan dibuka dengan kunjungan di pasar bawah, yah mirip pasar grosir gitu, macam pasar turi di surbaya.. mau cari apa aja ada disana. mulai dari peralatan dapur, pakaian sampai makanan ada semua lah. awalnya niat beli bantal leher disana, berhubung ternyata terlalu mahal dan ndak sanggup dijangkauoleh budgetku mundur dah akhirnya (wkwkwk, cuma bawa uang 1 lembar merah di dompet.. dan survival di sumatra masih panjang soalnya). bang andri mah, ambil banyak dokumentasi produk olahan perikanan disana, cukup banyak memang, sekalian endorsing minan Indonesia dimanapun dia berada…wkwkwk.

perjalanan kemudian dilanjut ke bandara, karena nada dan mirda akan segera berpulang kembali ke jawa hari itu juga (well, saya saja yang masih stay lama di pekan baru karena masih ada event lagi minggu depannya). kita semua mengantarkan dan melepaskan mereka berdua ini ke bandara, sekalian lah cari2 masjid n suasana baru disana, dan foto2 juga (karena kemarin belum sempat foto waktu saya datang.. gimana foto jam 12 malam coba, apa yang mau dicari.. yang halus2 ta ?.. wkwkwk).

kemudian kita rombongan sempat berjalan keliling kota dan melihat bagaimana pembangunan disana. sangat disayangkan banyak venue olahraga yang terbengkalai setelah pelaksanaan pon 2008 kemarin, bayangkan aja berapa banyak dana yang perlu dikeluarkan untuk membangun sejumlah arena olahraga itu.. dan sekarang.. bagaikan gedung2 berhantu tak berpenghuni tanpa nafas kehidupan. manajemen pengelolaan pasca event memang sangat diperlukan dalam rangka pemanfaatan infrastruktur semacam ini. belum lagi sejumlah kasus korupsi yang.. ah, sudahlah. Diluar jawa sana nak, kamu akan paham kenapa ada ketimpangan pembangunan infrastruktu seperti ini.. soal dana mungkin bukan masalah utama disana.. ada sejumlah faktor x yang perlu di urai dan diselesaikan bersama.

setelah diskusi yang cukup panjang akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke danau buatan Rumbai. ini juga salah satu infrastruktur peninggalan sisa pon riau 8 tahun yang lalu. perjalanan kesana, lumayan lah 1 jam dari kota (2 jam total kalau langsung dari tempat saya menginap di pekanbaru). pemandangan disekitar danaupun, ya lumayan lah.. layak masihan masih ada banyak pepohonan yang dapat dinikmati disana. ada punguntan juga entah itu legal atau liar kami kurang paham untuk masuk kedalam kompleks itu. sesampainya dalam kompleks, ya sesuai dugaan awal… kompleks yang kurang terawat dan terkesan terbengkalai, kamar mandi dan tempat ibadah pun kurang layak untuk fasilitas umum.. saya dan bang andri akhirnya ya ibadah seadanya, beralas jaket untuk tempat sujud di tempat yang terlihat paling bersih, dari tempat lain (well, sholat itu wajib guys.. apapun kondisinya dimanapun tempatnya jangan jadikan alasan.. karena seluruh hamparan bumi kecuali makam dan kamar mandi boleh digunakan untuk ibadah (HR Thirmidzi)). dan kami akhirnya menikmati pemandangan disekitar danau, yang juga digunakan latihan oleh tim dayung dari riau (alhamdulillah.. masih berfungsi dan bermanfaat tak sepenuhnya mangrak ini danau buatan).

hari menjelang senja dan mataharipun semakin bergerak ke ujung barat, kami akhirnya kembali sebelum semua menjadi semakin gelap. ketika kami ada di pucuk bukit dan dekat lahan parkir sebuah restoran melihat pemandangan yang cukup menarik kami pun minggir sebentar untuk mengambil foto.. wkwkwk… right before disaster (mungkin itu judul foot yang paling pas). dalam foto itu terlihat arah pekan baru terselimuti dengan mendung gelap yang sangat tebal, angin dari ujung bukit pun terasa cukup kencang sebenarnya, jadi sedikit berhati-hati ketika mengambil foto di bukit rumbai ini.

dan benar saja, dalam perjalanan kami kembali ke Pekan Baru, hujan badai mendera. kemacetan dimana-mana, dan tak kujumpai satupun aparat berwenang untuk mencoba mengurai kepadatan yang begitu wah. si rifky bilang, polisi disini mah kalau ndak ada duitnya mana mau kerja mas.. paling kelihatan kerja kalau ada orang besar lagi kunjungan aja biasalah mas pencitraan. wkwkwk, benar saja memang perjalanan yang harusnya ditempuh 1-2 jam menjadi hampir 4 jam sebelum kami sampai ke tempat menginap. dan merasakan di dalam mobil ditengah kemacetan yang sampai deadlock itu sesuatu ya, setidaknya aku bersyukur di surabaya walaupun cukup terkenal dengan macetnya saya pribadi tak pernah sefrustasi itu di jalan.

pelajaran buat kita semua.. amanah lah dengan kepercayaan yang kamu pegang, jangan seperti aparat di Pekan Baru yang mau amanah kalau ada duitnya saja.. Dengan segala Keterbatasannya kalian panitia PSP Event sudah melakukannya dengan cukup baik kok. saya mencoba memposisikan ketika saya ada di posisi kalian juga, jadi ucapan saya anggaplah sebagai masukan saja dari orang yang lebih dulu diberi kesempatan menyusun maupun mengikuti beginian.

well, terima kasih atas semua pengalamannya.. cerita nantinya akan ada part 2 nya kok 😀 ~mau coba jadikan satu kok terlalu panjang ternyata.. hahaha

Surakarta, Janji yang Terpenuhi, gagalnya sebuah Reuni, haruskah bertemu dalam mimpi ?

aku masih ingat punya janji kepada seseorang untuk mengunjungi seorang kawan baik saya Anafi Nur ‘aini di Solo sepulang dari makassar pada pertengahan tahun 2014 lalu. Dan sepertinya sudah ditakdirkan begitu, entah kenapa.. kami sama-sama gagal lulus tepat waktu anafi masih di Solo dan saya alhamdulillah ada kesempatan berkunjung.
Kunjungan ini mungkin saja lebih cepat beberapa bulan sebelumnya, tapi saat itu posisi tak memungkinkan. memang benar saya melewati wonogiri tempat asal ini anak, tapi rumahnya cukup jauh rupanya dari kota sementara kami(saya dan keluarga) dikejar waktu untuk segera sampai ke tulung agung hari itu juga. jadilah kami tak sempat bertemu tapi tak apa.
Surabaya ke Surakarta sebenarnya tidak terlalu jauh dengan adanya berbagai macam transportasi darat maupun udara, tapi memang perlu triger alasan yang cukup kuat bagi saya untuk dapat bepergian ke kota lain. Alhamdulillah jalan itupun datang, sebuah pengumuman lomba essay yang mencatatkan nama saya sebagai finalis membuat saya akhirnya berkesempatan ke Surakarta dengan alasan yang cukup kuat dan sulit untuk ditolak.
mengusung platform lama yang diperbaiki setelah gagal ke lolos di lomba berikutnya, kami pun lolos. nyasar di bidang K3, udalah biarin uda sering juga “alih jalur”. iya kami, saya dan Kartika Nuril Ilmi sebenarnya. namun karena satu dan beberapa hal saya akhirnya harus berangkat sendiri kesana ( ya sudahlah, uda sering juga jomblo traveler kemana-mana). Dengan duit yang cukup minim, akhirnya untuk registrasipun saya masih ditalangi kartika, terima kasih partner.
budget yang minim membuat saya mencari tumpangan dan mengambil paket akomodasi yang paling hemat dari semua yang tersedia, alhamdulillah afi mengontak adik tingkatnya dan ketua UKM SIM UNS ketika itu radit. jadilah saya menginap malam di rumah kontrakan radit. datang di Solo tengah malam dan kelaparan, kami mampir di angkringan yang khas sekali jawa tengahan, sayangnya saya mencari menu wedang jahe tak ada disana.. ya sudah lah. pulang dari sini saya masih lapar keroncongan sebenarnya. akhirnya afi (yang juga kumintai tolong untuk menampung Farah Meutia) datang mengunjungi dengan membawa sebungkus nasi goreng dan susu hangat :3, maaf ye you know lah temenmu ini makannya seberapa.. hahahaha.
setelah beristirahat dengan perut cukup kenyang, kontrakan radit yang begitu dekat dengan tempat ibadah membuatku dapat beribadah subuh di masjid. selepas itu mulailah bersiap untuk presentasi, entah kenapa saya seperti seseorang yang kehilangan nafsu makan menghadapi ini. Radit mengantar saya ke Fakultas Kedokteran UNS tempat berkumpul dan presentasi nantinya. dan kami seluruh finalis foto bersama sebelum berpindah ke tempat presentasi. Ketika masih di hall utama saya bertemu dengan Salma Nabila yang menyapa, kalau di ingat2 kami sudah bertemu sebelumnya akhir tahun 2015 di Banjarmasin. salah satu yang “berhasil” menghasut saya untuk mengikuti event ini juga itu anak seh. bertemu juga dengan Febriati Dian yang mengenalkan diri sebagai anak pengurus SIM UNS angkatan 2014.
akhirnya kami ditempatkan sesuai dengan lomba yang di ikuti, saya mengikuti lomba essay. saya tampil nomor 3, dan menghadirkan salah satu presentasi terburuk yang pernah saya lakukan. memang durasi waktu jauh lebih singkat dibandingkan sejumlah event yang biasa ku ikuti sebelumnya, ketidak hadiran partner dan ketidak mampuan saya untuk menghapal semua data akhirnya harus dibayar mahal. ah sudah lah, you can’t always stay on top dude.. sometime your perform will down fall, that’s why.. it’s hard to stay consistent give a top performance everytime. fase presentasi berakhir dengan day to forget, dan masih terus dengan perut yang lapar. sangking laparnya sampai jatah jajan farah diberikan padaku, well terima kasih lah lumayan untuk pengganjal perut.
whatsapp-image-2016-12-02-at-10-32-03
semua tim essay selesai presentasi sebelum jumatan, dan kami seluruh finalis yang beragama islam berkesempatan melaksanakan jumatan di masjid besar UNS. Setelah sholat jumat saya diberikan jatah makan dan betapa terkejutnya saya dengan apa isinya
 1
iya, sebuah jarum di box makan saya. apa tak terperanjat.. beruntunglah ini jarum belum sampai mengenai anggota vital tubuh. guys please, ini kalian acaranya Kesehatan dan Keselamatan Kerja masak makanan untuk salah satu finalisnya ndak savety sama sekali. entah salah apa saya ini sampai kalian tega begini.. tapi harusnya tak begini.. ah sudahlah Alhamdulillah Tuhan menyelamatkan saya sebelum jarum ini ikut termakan.
acarapun kosong hingga ba’da magrib.. ya saya punya waktu gabut cukup panjang ini. akhirnya anafi yang selesai konsultasi pun mengajak saya jalan2 keliling solo. tujuan pertama adalah kraton surakarta. sembari mengobrol pengalaman masing-masing dan mengenang nostalgia masalalu di Makassar yagn begitu berkesan. serta seribu satu cerita dibaliknya.

selepas dari keraton solo, kami melanjutkan perjalanan keliling solo, yah walaupun tour guidenya agak kurang kompeten seh (ngomong2 ini anak uda berapa tahun di solo sebenernya). mencari masjid untuk berhenti melaksanakan ibadah sebelum melanjutkan perjalanan menikmati serabi notosuman (katanya serabi paling enak di solo seh, well sesuai ekspektasi seh.. melting banget rasanya). dilanjut belanja buku di cuci gudang gramedia expo (well, duit emang limit tapi soal buku selalu ada budget belanja) maaf khilaf soal belanja buku ini).

4
lalu kami memutuskan utuk mengunjungi kawan yang kutemui di 2nd Identic akhir tahun 2015 lalu Mega Permata. well, betapa terkejutnya saya ini anak kenapa jadi kurus sekali. sambil nostalgia sembari saling bertanya proges kenapa kita bertiga belum ada yang wisuda(wkwkwk) kami mampir di tempat makan dekat kos mega. cerita penuh nostalgiapun mengalir, kadang omong2 agak gak penting juga. tapi ya sudah lah, gini ini kawan lama ndak ketemu.
 5
perbincangan kami cukup lama sampai jam 4 sore, sebelum akhirnya kami kembali ke kos mega dan saya melanjutkan makan ice cream di sekitaran daerah belakang UNS, entah nama daerah pasnya aku tak tahu. setelah itu kami ke sekre SIM UNS, dan sholat magrib. selepas magrib kembali lagi ke sekre sambil sedikit banyak ngobrol lah.. kan dari organisasi yang berbeda juga, saling bertanya tentang seperti apa proges organisasi dan obrolan2 ini itu yang tak perlu ku jabar detailnya disini.
 6
setelah itu saya kembali melanjutkan serangkaian acara IOSH, sambil pengumuman juara tiap bidang lomba. serabi notosuman yang ku bawa laris juga ya dimakan sama anak2.. ya sudah lah selamat menikmati, dan selamat bagi para juara. entah ada angin ada hujan apa kenapa aku disuruh maju kedepan (guys please, ane roaming masihan dengan bidang ini.. kalau medis mungkin masih nyambung soalnya sering membepalari otodidak).
setelah acara selesai saya akan kembali ke kontrakan radit , dalam kondisi normal radit lah yang menjemput, tapi malam itu anafi yang menjemputku. dan dia memberitahu suatu hal dan memberikan kunci kontrakan radit. malam itu saya sendiri di kontrakan.. wkwkwk karena si radit berada di suatu tempat (tak perlu di uraikan). ditengah kebosanan dan hasrat ingin reunian akhirnya aku coba kontak Lutfir Rahman Taris yang sebelumnya kami sudah pernah ketemu di olimpiade biologi unesa 2012. berhubung si lutfi ini sedang tak terlalu padat dan belum measuki fase co as dokter. sebenarnya ada juga agil-darmo-elvia yang juga di solo namun mereka sudah memasuki fase co as jadi agak susah bertemunya. sedikit nostalgia mengenai kenangan masa lalu SMA dulu.
akhirnya lutfi menjemputku dan membawanya ke kosnya, disana kita mengenang kembali masa dimana Jember memiliki tim biologi yang super yang numpuk di SMA 1. dimana saya sempat menjadi obat nyamuk dari pinggiran yang merusak dominasi mutlak sekolah favorit walaupun selalu gagal menempati posisi tertinggi. ibarat dalam sebuah event, kalau sampai mereka ber 6 dari sma 1 ini turun semua, kecil kemungkinan saya bakal lolos ke fase berikutnya, tapi kalau dalam event tim mereka berpatner ada secerca harapan tim saya akan ada kemungkinan melaju ke fase berikutnya. dan benar saja dalam 2 kesempatan olimpiade saya berkesempatan melaju ke fase berikutnya dan menggebrak walaupun endingya juga ndak baik2 amat, tapi itu sudah capaian yang sanggup kuberikan untuk almamaterku kala itu. pada OSN kabupatenpun sama, bagaimana rasanya 2 tahun beruntun selalu ada di nomer 4 sementara yang melaju ke fase berikutnya hanya diambil 3 saja.. ah sudah lah.
kita juga sedikit mengobrol tentang bagaimana proges ormada di kota masing-masing, alhamdulillah HIMASA Jember di surabaya masih berjalan dan bahkan jauh lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, sebuah perkembangan yang cukup progesif dan sangat memuaskan. Alhamdulillah microplanning yang kami susun kala itu hampir semua telah terlaksana dalam kurung waktu 2 tahun kepengurusan sebelumnya, walaupun bukan kepengurusan kami yang melaksanakan tapi apapun itu semua demi organisasi kita tercinta. kondisi sebaliknya dengan ormada jember di solo, mereka kekurangan database tentang mahasiswa yang ada disana sehingga bagiamana perkembangannya cenderung mati suri atau jalan di tempat. kami melanjutkan ngobrol ini itu sampai tengah malam sebelum saya meminta diantar kembali ke kontrakan radit. bukannya apa-apa tapi disana sedang tidak ada orang dan saya dipasrahi kunci, masak iya juga tak tinggal begitu saja tanpa ada orang didalamnya.
keesokan paginya masih dengan situasi yang sama belum ada orang yang kebali ke kontrakan, saya pergi ke tempat ibadah depan kontrakan dan kembali, begitu kembali alangkah terkejutnya ketika plafon atap di depan kamar radit tiba2 ambrol. mencoba membersihkan sambil mencari-cari ini dimana sapunya ya (maklum bukan habitat asal dan lagi ndak ada orang, jadi tak tau dimana letak barang2 dalam rumah). anafi pun menelpon meminta tolong untuk menyiapkan pakaian ganti untuk radit, dan menyuruh saya untuk segera bersiap ke tempat seminar di sebuah hotel yang saya lupa namanya.. wkwkwk. setelah semua siap saya akhirnya dijemput dan diantar ke hotel (dan menyerahkan pakaian ganti untuk radit).
materi seminarnya sebenarnya menarik untuk di dengar, sayang saya tak sanggup berlama-lama disana karena akan ada keberangkatan pesawat untuk melanjutkan perjalanan ke pulau sumatra. setelah mengontak sejumlah orang akhirnya lutfi yang kebetulan kosong pagi itu saya mintai tolong untuk mengantar ke bandara adi sucipto. sambil menunggu jemputan saya kembali masuk ke ruangan untuk mendengarkan sejenak materi seminar serta foto2 dikit lah.
7
karena perjalanan berikutnya cukup lama transit hampir 5 jam di jakarta, saya mendapat kiriman makanan dari kawan saya yang akhirnya tak sempat kutemui selama saya disana Sukma Dewi Desvani yang diantarkan oleh temannya. well terima kasih itu akhirnya memang sangat membantu menghemat pengeluaran dan mengisi kegiatan ditengah penantian dengan adanya konsumsi. Terima kasih Lutfi yang telah meluangkan waktu untuk mengantarku ke bandara juga.
8.jpg
well yeah.. maaf ya kawan2 di solo yang akhirnya kita tak jumpa pula Sukma Dewi Desvani Riyadi Mosloem yang sedang ada kegiatan di luar kota, Heri Setyoko yang sebenarnya di solo entah kenapa kita tak jumpa pula. dan sejumlah kawan-kawan yang belum sempat ku kunjungi untuk bersilaturahmi.. mungkin kita akan jumpa lagi di lain kesempatan kalau Tuhan masih memberikan umur. terima kasih pada Anafi Nur ‘aini yang banyak ku repoti selama di solo (well, janjiku 2014 uda ku penuhi ya, perkara ada kesempatan berkunjung lagi untuk silaturahmi inshaAllah mampir kok).
Kalau Lomba cuma buat ngejar gelar buat apa. bagiku itu lebih dari sekedar presentasi fase sosialisasi dengan orang-orang yang baru dikenal, silaturahmi dengan kawan lama yang lama tak jumpa, banyak hal dan banyak pembelajaran yang bisa di dapat. karena pengalaman hidup tak dapat berulang, maka nikmati dan optimalkan tiap kesempatan. karena kita tak tau siapa yang akan membantu kita di masa depan, maka perluaslah relasi sebanyak mungkin. ketika aku kembali dari sebuah kompetisi, catatan gelar tak lebih dari sekedar pelengkap, dibandingkan catatan kenangan yang telah hinggap. bukan soal seberapa sering kamu juara, tapi soal seberapa banyak ilmu kau cerna.
This Is My Life, with my own travel story. I’ll keep moving and learn lot of thing .may we meet again in other oportunity, and stay keep in touch in silaturahmi. that’s it from me, surakarta in memory.
9

Makassar 2.0 , Unfinished Bussiness, Sejuta Janji dan Seberkas Mimpi

ini kali ketiga saya ke Makassar, dan jujur saya tidak pernah bosan ke kota para daeng ini. makassar akan selalu menjadi tempat menarik bagiku yang menyimpan beragam cerita akan banyak hal. Entah ada apa dengan kota ini keluargaku begitu familiar, ayah berulang kali mendapat undangan untuk mengajar kuliah singkat disana, ibupun sudah pernah berkunjung kesana, mungkin… memang ditakdirkan sesuatu disana. (well.. https://www.facebook.com/notes/ahmad-farid-ary-wardhana/makassar-19-23-juni-2014/10152104433757172 ini merupakan catatan perjalanan saya pertama kali ke makassar dulu.. pendekatan penulisannya beda, ini lebih ke kronologis atau buat logbook.. kalau sekarang.. hahaha, itu lah orang berkembang dan belajar terus bergerak dinamis dan tidak stagnan di satu tempat saja). Kali ini saya ada event di UNISMUH, tempat yang 31 bulan lalu saya kunjungi hanya sekedar berkunjung.
Pekan Ilmiah dan Kreatifitas Remaja (PIKIR) 2016, ya ini event pertama saya di unismuh. Entah kenapa unair selalu memiliki catatan sejumlah senior dan kawan saya uda juara disini Azisya Amalia Karimasari Novita Priandini Yousida Hariani Etoser Salsabila Firdausi sudah pernah meraihnya dalam tahun yang berbeda. Well, bukan berarti saya kesana membawa beban supremasi kampus ini.. kita mah have fun saja. pergi bersama duo sahabat yang sudah 5 tahun lebih bersama Weka Nastiti Prana Yuanti dan Leny Yulyaningsih, saya berasa om bawa ponakan padahal umur mah gak beda jauh. ini kita team up yang kedua kali setelah mencoba dan gagal di awal tahun 2016 lalu.
1.jpg
ngomong soal karya yang diangkat, sebenarnya ini karya lama saya dengan bang aziz yang lolos seleksi awal saja ndak ketika itu. kami mereusenya dengan penambahan data terbaru dan pustaka spesifik kondisi wilayah menyesuaikan sama tema. Jadi, sebuah karya tulis yang tidak lolos bukan berarti karya itu buruk atau tidak layak. mungkin, karya itu tak sesuai dan kurang linier dengan tema dari perlombaannya. jangan menilai buruk sesuatu yang sudah kalian tuangkan usaha kalian didalamnya, mungkin belum menemukan tempat yang tepat untuk mengapresiasi karya itu. so, sama dengan manusia sebenarnya.. kamu tak mungkin menyuruh seorang profesor lomba lari, atau altet menyelesaikan ribetnya penelitian (well, beberapa orang Tuhan berikan karunia untuk menyelesaikan semuanya.. tapi Tuhan Maha Adil, untuk tiap2 yang dilebihkan ada hal yang dikurangkan).
well yeah, kita memesan tiket keberangkatan rabu malam awalnya, entah kenapa selasa siang pas saya lagi enak2 belanja di pasar pihak maskapai citilink menelpon dan memajukan penerbangan kami menjadi tanggal 19 jam 7 pagi (awalnya jam 5 sore). cukup mengagetkan yang membuat kami membatalkan banyak agenda. well, saya mah packing sederhana saja dan sempat main futsal malah malam harinya.. wkwkwk. tiket jam 7 pagi membuat kita sudah harus bersiap sejak subuh untuk berangkat, dan akhirnya kami memutuskan kos weka sebagai spot pertama pertemuan. dari sana kami menggunakan jasa uber untuk ke bandara. yang mengejutkan (sebenernya ndak juga.. maklumlah cewek) itu 2 anak masing2 bawa koper.. oh my.. ya sudahlah. melalui ini itu dan kami pun terbang dan akhirnya sampai makassar (jangan ditanya kelakuan 2 anak disebelah saya.. tidur pastinya.. maklumlah mungkin mereka rempong menyiapkan ini itu, bahkan ndak tidur sebelum berangkat).
 
sesampainya di makassar kami menunggu beberapa saat sebelum dijemput oleh panitia dan pindah ke sekre LKIM Pena. ya ada pemandangan yang berbeda sejak terakhir kali saya ke tempat ini 31 bulan yang lalu. sudah lebih tertata rapi dan sekre tak lagi terkesan kumuh seperti terakhir kali saya kesana. banyak bangunan baru juga, termasuk sekretariat dari LKIM Pena, tapi trademark menara iqro’ dan masjid tak banyak perubahan signifikan kecuali adanya semacam pagar keliling. sesampainya di sekre ya, ajang reunian isinya.. wkwkwk banyak pengurus LKIM Pena yang saya kenal memang, atau sebelumnya tak terlalu kenal tapi sudah pernah ketemu entah dimana.. ya itu lah, semakin kamu berkelana, semakin bnayak tempat kau kunjungi, semakin kalian sadari dunia ini hanya seluas daun kelor ibaratnya.
2.jpg
sambil menanti jemputan Muhammad Iqbal Ramli dan Fitrawan Moefly Haskari kami diajak berkeliling kampus oleh LO kami Haslinda KamZay. gedung sidang menarik perhatian, ada kantin juga disana dan kami menyempatkan mampir untuk mencari coto makassar. sayangnya rekomendasi tempat dari Novianti Akhriani ketika itu sedang tutup sehingga kami membeli di tempat lain yang sama-sama menjual coto (in the end, cuma mereka berdua yang sempat makan ke tempat yang direkomendasikan itu, sedangkan saya tak sempat banyak jajan karena memang you know lah.. jomblo duit minim). selepas sholat ashar saya pun bertemu kawan lama yang sempat menikmati seminggu bersama di tarakan Silfa Anugrah (kita ber 7 ketika itu mereservasi mobil sendiri, dan jalan2 diluar rute panitia.. wkwkw.. sabotase acara). si silfa bilang di grup kita ber7 itu, tapi karena belum sempat foto saya pun bilang.. no pict = Hoax.. haha.
3.jpg
ba’da isya’ iqbal dan fitrah datang menjemput kami untuk menginap ditempat lain (harap maklum saja, penginapan baru difasilitasi tanggal 20 dan kami tanggal 19 pagi sudah sampai). hal ini dikarenakan praduga awal saya ketika mereka bilang akan diinapkan di sekretariat (yang terbayang adalah kenangan masa lalu tempat yang kumuh di pojokan itu, akhirnya saya mengontak rekan2 unhas untuk siapa yang bisa kami tampungi bernaung. weka dan leny akhirnya menginap di kawan lama yang ketemu di awal tahun ini Rizka Maulidiyah Mas’ud dan saya menginap di tempat pitrah yang cukup dekat dengan rumah rizka.
menginap di rumah fitrah hanya malamnya saja, pagi harinya langsung pindah ke rumah rizka. selama disana jangan ditanya.. alhamdulillah makmur bahagia, isinya makan, nyemil, buah, tidur, latihan presentasi. kita pun membuat tepung kulit kerang di rumah rizka ini, menikmati jajanan tradisional makassar beroncong (gimana mendeskripsikannya.. ini rangin kalau di jawa dengan tampilang pukis). sambil menanti jemputan dari panitia nantinya untuk kembali ke unismuh. well, rizka sampai bolos kuliah karena kami ada di rumahnya.. agak ndak enak juga sebenernya tapi dengan enteng dia hanya berkata “ sudah santai saja mas, ndak tiap hari juga ada di makassarkan “. entah anak ini terlalu baik pada kami atau memang karakter umum orang bugis seperti itu nampaknya (well, saya sendiri banyak pengalaman interaksi dengan orang bugis dan ndak punya stigma atau pengalaman buruk kepada mereka).

6.jpg

sambil menanti panitia yang tak kunjung datang menjemput kami fitrah pun telah selesai kuliah dari unhas dan akhirnya stelah sempat diskusi sebentar saya pergi TM duluan bersama fitrah. jalanan kota makassar kala itu begitu padat hingga akhirnya kita melewatkan isi TM lomba.. wkwkwk. ada demonstrasi di depan unismuh menjadi salah satu penyebab utama mengapa kami gagal sampai unismuh tepat waktu. sesampainya disana kategori siswa masih melaksanakan TM dan kami saya akhirnya duduk dan ketemu dengan silfa. setelah sholat akhirnya kami sempat foto di photoboth, mendahului finalis lainnya mungkin.. wkwkwk.

7.jpg

foto ini akhirnya saya upload ke grup bertuju tarakan dulu, dan akhirnya.. wkwkwk.. gosip lagi para cewek2.. biasalah.
kami para finalis akhirnya dibawa ke selasar menara iqro’ untuk diadaka jamuan. ya jamuan sederhana saja makanan-minuman tradisional makassar. wedang saraba yang ditunggu2.. wkwkwk. oke disini isinya acara perkenalan delegasi dan sesi tanya jawab. entah siapa yang meminta saya maju ketika itu saat perkenalan, tapi pertanyaan dari Sandy Rossoneri yang memicu pertanyaan2 selanjutnya.. dan akhirnya saya membuka sesi sharing pengalaman ( ya sebagai salah satu sesepuh dalam acara ini dari pengalaman kalau umur masih 11-12 ndak beda jauh lah, ane masih 21). dalam acara ini juga ada peserta yang baru datang dengan wajah yang sangat familiar sekali, ya Siti Fauziah salah satu alumni perantara 2015 juga.

ketika peserta lain satu per satu ngantri lift yang cuma muat berpa itu untuk kembali ke kamar, saya malah dengan santai nongkrong dulu dan sesi sharing dengan panitia. sama para sesepuh macam Ethy Tetty dan temennya seangkatan. sampai lift sepi baru saya naik dan kembali ke kamar.

10.jpg

setelah kembali ke kamar dan istirahat malam akhirnya kami pun bersiap untuk hari presentasi. dan hari itu akhirnya tiba saat untuk mempresentasikan apa yang sudah kami tulis beberapa hari dan kami latihkan di rumah rizka sehari sebelumnya.

11.jpg

kelompok kami mendapat kesempatan presentasi tepat sebelum waktu sholat jum’at. sempat ada sejumlah kejadian dimana PPT ndak tayang dan pointer macet, hal ini membuat keuda rekan setim saya terlihat mulai gopoh, dan waktu presentasinya molor, saya menutup sisa 3 slide presentasi dan penutup dengan sisa waktu 1 menit bagaimana memanajemen waktu dan mengatur apa yang perlu di ucapkan. memasuki sesi tanya jawab, disinilah peran saya banyak menjawab pertanyaan untuk mengimbangi ketimpangan waktu ketika presentasi sebelumnya. alhamdulillah hampir semua pertanyaan mampu kami jawab dengan cukup baik.
12.jpg
selepas presentasi saya sholat jumat, dan memasuki sesi ishoma, sembari menanti kelompok lain untuk presentasi. sampai sore dan ditutup acara untuk hari itu dilanjutkan hari berikutnya. sempat terjadi sedikit perbincangan antara saya dan Ince Rezky Naing tentang bagaimana nasib Desi Susanti yang baru datang malam itu, akhirnya sanggup diusahakan bagaimana caranya besok essay si desi ndak presentasi sendiri.. wkwkwk.. dasar ini anak.
keesokan harinya, mencari suasana baru saya menonton presentasi essay kawan saya yang baru datang tengah malam ini. dan akhirnya nonggol di foto bersama finalis essay.. ahhaha.
setelah itu saya kembali ke tempat presentasi KTI untuk menyaksikan sisa presentasi yang belum selesai (dekdok finalis KTI belum ada yang di upload kayaknya.. aku coba cek di grup juga ndak ada) (sementara cerita disini di pre-memori dulu sampai ada uploadan dokumentasi baru).
malam harinya adalah saat pentas seni, ini adalah.. saaatnya saya kabur dengan kawan2 dari unhas.. wkwkwk, saya keluar bersama iqbal dan irfan untuk makan bebek, minum wedang saraba, dan ngobrol kiri kanan tentang banyak hal.. bahasan masa depan masih menjadi bahasan menarik yang ndak akan ada habisnya. sebelum kembali ke penginapan dini hari sampai silfa marah-marah khawatir dan linda kebingungan gara-gara saya ngilang.. wkwkwk, maaf to rek.

akhirnya masuk acara utama dari ini semua.. ya yang ditunggu2 oleh finalis inilah waktu Fieldtrip, diawali dengan insiden listrik mati yang membuat kami harus naik-turun dari lantai 15, 12, 2 yang cukup melelahkan, dilanjut pemberangkatan bis yang cukup telat, akhirnya kami sampai juga di bantimurung (taman kupu-kupu they said). perjalanan dari makassar ke banti murung maros cukup lama 2-3 jam ditempuh menggunakan bis.

17.jpg
akhirnya kamipun tiba di bantimurung sesaat menjelang duhur, para peserta langsung berhamburan mencari spot foto masing2, ya maklum lah.. gini ini kelakuan para turis, maafin kita ya panitia.
18.jpg
saya memutuskan untuk sholat terlebih dahulu, karena dengan etimasi waktu sempit, jangan sampailah.. urusan dengan yang Maha Kuasa terduakan oleh kepuasan dunia yang cuma sesaat. selepas sholat dan akhirnya moment itupun tiba, garisan takdir yang mempertemukan saya dengan 2 orang yang pernah menginap di rumah saya september lalu. ada suara sayup2 memanggil namaku, dan setelah kutengok kiri kanan saya bertemu dengan Dian Angreani dan Ristia Julhijjah Rahar tepat dipintu masuk mushola. sedikit ngobrol dan sharing dengan waktu yang sangat singkat sekali akhirnya kami sempat berfoto bersama, sayang foto kurang banyak dan waktu ngobrol juga, ah sudahlah.. kalau Tuhan menghendaki kita juga akan dipertemukan lagi kok.. jadi nikmati saja tiap momentnya
 19.jpg
dan akhirnya tiba waktu untuk eksplorasi bantimurung, disini kita dapat melihat dampak buruk dari sudut pandang ekologi terhadap komersialisasi taman konservasi. kapitalisme sampah membuat jumlah mereka mengalahkan dominasi manusia dan kupu-kupu yang ada di taman ini. ini masalah klasik yang tetap menanti kita semua untuk menyelesaikan, kesan pembiaran sampah oleh pihak pengelola pun dapat terlihat sepanjang jalan memandang sampah bisa kalian temui di hampir semua sudut, walau dengan jumlah yang tak terlalu banyak.. tetap saja ini merusak pemandangan kawasan konservasi yang terkenal dengan sumber air dan keberagaman kupu-kupunya. secara umum tempat ini cukup baik, sangat disayangkan keberadaan sampah dimana2 ini juga turut membuat mata saya sakit. saya mah pakai prinsip.. take nothing but picture, left nothing but memories. kalau ndak sanggup membersihkan minimal jangan ikut nyampah. alhamdulillah saya membawa tas yang cukup untuk membawa barang bawaan saya serta minum, dan bekas plastiknya saya masukan kembali kedalam tas saya.
20.jpg
sangat disayangkan waktu di bantimurung ini kurang lama, sehingga kami tak ada yang sampai puncak tempat penangkaran dan pusat konservasinya, atau sempat berenang di sumber airnya (well, ane uda siap dengan segala peralatan renang sebenarnya.. namun denganpertimbangan etimasi waktu saya membatalkan niat untuk menceburkan diri). perjalanan kemudian dilanjutkan ke pusat oleh-oleh, saya memperingatkan partner lomba saya dasn sejumlah peserta lain untuk menahan diri belanja nunggu di pantai losari, namun sejumlah orang tak menghiraukannya. terutama duo semarang, Zia dan Okta membuat kami menunggu hampir 30 menit di bis sampai mereka selesai belanja (what the, waktu sholat uda nipis ini -,-).
perjalanan kemudian dilanjut ke pantai losari, dimana kita akhirnya berpencar sesuai passion masing-masing. banyak peserta langsung ke pusat oleh2 dan saya memutuskan untuk ke masjid apung dulu untuk sholat ashar, ya waktu sholat terbatas soalnya.. selayaknya disegerakan. di masjid ini pun saya menunggu lagi, karena desi dan dewi malah asik narsis foto2 diatas -,-.
21.jpg
selepas sholat kamipun menikmati landmark pantai losari dan matahari tenggelam, dan kepada mereka yang nitip salam ya sudahlah kusampaikan sesuatu yang gue banget sebagai seorang jomblo traveler.
setelah itu kami sholat magrib di masjid raya makassar sebelum kembali ke penginapan di menara iqro’. suasana kamar saya jangan ditanya.. apa jadinya 8 orang jomblo ngumpul, pembicaraan kemana2 guyon tiada henti sampai dan terkapar sampai pagi akhirnya.
keesokan paginya, ketika mayoritas dari finalis masih tidur, saya dan sjumlah orang mengambil kesempatan untuk naik ke rooftop menara iqro’.
25.jpg
dari puncak menara ini kita dapat melihat makassar dari salah satu titik tertinggi yang ada di makassar. dapat kita lihat petapa padatnya kota makassar, dan masih hijaunya daerah diluar makassar kota (entah kenapa aku jadi semakin tertarik untuk mengesplorasi tanah bugis ini).
setelah itu acara memasuki seminar nasional dan pengumuman. jujur kecuali pembicara pertama konten materi dan metode penyampaian pembicara lainnya sungguh membuat saya terkesima. “Melawan Takdir “ “kitab pembebasan” “uang pannaik” 3 hal yang akan cukup terpatri dalam ideologi pola pemikiran saya. dalam acara ini saya juga berkesempatan reunian dengan kawan lama saya alumni LKTM Unhas 2014 Inhu Alika dan Sukri Ekki. dan terima kasih karena telah memberikanku buku melawan takdir, buku yang menginspirasi namun teringat kata yang disampaikan oleh sang penulis buku yang mengisi seminar ini, yang dapat mengubah takdirmu adalah dirimu sendiri.. seberapa banyak buku motivasi yang kamu baca tak akan ada artinya kalau kamu tak mau bergerak, bernajak untuk bertindak mengubah nasibmu sendiri.
dan akhirnya tiba masa yang ditunggu2 oleh semua orang yang jauh2 meluangkan waktu untuk datang ke unismuh, pengumuman juara. santai dan nothing to lose sebenarnya, namun Tuhan berkehendak.. kami memuncaki klasmen nilai dan menjadi juara. Alhamdulillah, nikmat Tuhan Mana Lagi yang mau kami dustakan. kami absen meninggatkan HUT Ukm Penalaran Universitas Airlangga namun kami masih sanggup mengirim kado manis untuk tempat kami bernaung dengan gelar juara ini. masih belum cukup, unair juga menyapu bersih juara pertama pada kategori essay atas nama desi. what a day. it feel amazing n magnificent somehow :3

setelah ini saya pun banyak diminta berfoto sama sejumlah kawan panitia yang sebelumnya sudah pernah bertemu dan mengenal saya. masih ingat perkataan Anggriani Hamzah dan Uchy Sarnoff wah selamat ya mas wajahnya langsung sumringah gitu, kemarin di bali ketemu dapat, disini dapat juga.. alhamdulillah.
ini juga ajang reunian bagi kami alumni AEC ambon 2016 lalu.
32.jpg

dan yeah, saya n fitrah..tim kami berdua melewatkan TM dan memuncaki klasmen nilai dan sanggup memborong.. siapa sangka juga, rejeki datang emang ndak kemana ya.

33.jpg
well pulangnya adalah sedikit ironi, lalu lintas yang kacau hujan badai dan citilink tetap berangkat, kami ketinggalan pesawat. alhamdulillah kami masih mendapatkan penerbangan terakhir hari itu untuk kembali ke surabaya. alhamdulillah juga uang juara diberikan tunai jadi kita masih punya cukup uang untuk pulang ke surabaya. kalau mau bilang jujur, sayab kesana tanpa membawa uang, dan weka n leny sudah mengeluarkan cukup banyak untuk belanja dllnya. alhamdulillah sampai surabaya Zakariya sanggup menjemput kami. sehingga kami bisa sedikit menghemat lagi, dan melanjutkan trademark.. tiap kali zakar menjemput saya ke bandara saya berhasil membawa pulang trophy untuk institusi ini.
terlepas dari permasalah dengan penerbangan baik ketika berangkat maupun pulang, makassar adalah kota 1001 cerita bagiku sendiri dan keluargaku. kalau ditanya apakah aku mau kembali singgah ke kota ini, aku taka akan berfikir panjang untuk mengiyakan tawaran itu. tempatku memenuhi janji kunjungan dan mimpi ke bantimurung yang sampai terbawa tidur dari cerita Siti Noor Chayati yang sudah mengunjungi tempat ini sebelumnya.
Terima Kasih Banyak Makassar, sampaikan salamku bagi mereka yang mengenalku dan catatan yang tertinggal dariku. di kota Daeng ini. Sampai Jumpa dan sampai bertemu lagi (mungkin saya akan segera berkunjung lagi.. wkwkwk)
34.jpg