Selepas dari Solo, perjalanan langsung berlanjut ke Pekanbaru riau, ku jawab permohonan
Al Afif Muzakir yang sempat berkelakar beberapa bulan sebelumnya. “ ayolah sini bang main-main ke pekan baru “, ketika itu singkat cerita ku jawab InshaAllah lihat saja nanti. dan Benar saja, ada 2 ajang kompetisi beruntun di pekan baru dan Alhamdulillah lolos semua. dan akhirnya ku menjejakan kaki di pulau sumatra bersenjatakan karya makalah.
well, my trip my silaturahmi itulah tajuk utama tiap perjalanan yang kulalui. dan yeah, ku penuhi janjiku bersilaturahmi ke tempatmu fif. pesawatku datang tepat tengah malam dan kuminta tolong afif menjemput. dengan kondisi yang mulai drop akibat sesuatu di solo kemarin yang memaksaku memangkas banyak waktu istirahat, saya pun berpesan untuk minta dibelikan sejumlah obat n suplemen. sesampainya di kontrakan salah satu kawannya tempatku menginap hari pertama, ada hal lain yang ku sadari -,-.. handuku sepertinya ketinggalan di bandara sukarno hatta pas aku mandi sore.. (gimana gak mandi orang transit 5 jam sampai garing disana), dan akhirnya saya pinjam handuknya dia (ku pinjam selama 2 minggulah aku di pekanbaru). setelah itu kita ngobrol dikit tentang proges masing-masing (sesama pejuang skripsi) dan kondisi di kampus masing-masing sebelum saya minta istirahat karena terlalu lelah.
keesokan paginya, aku masih bangun dengan jam WIB, jam 3 bangung-ibadah dan bersiap ke masjid sebelum si empunya kamar bilang mas disini adzan hampir jam 5.. wkwkwk selisih sejam ternyata sama di jawa ya.. ya sudahlah.. tapi ndak di buat tidur lagi, cuma alarm diatur lagi disesuaikan sama jam sana. menjelang agak siang dia ijin untuk ke kampus dan tinggallah aku sendiri untuk menunggu jemputan dari panitia
Psp event 2016. rifki akhirnya menjemput saya serta peserta yang lain dan akhirnya saya reunian dengan panitia lomba di ambon dulu sepasang anu tiqah dan
Sutejo Kusumo. lalu kamu melanjutkan perjalanan ke rumah kontrakan rifki yang menjadi penginapan para peserta yang laki-laki.
sampai disini saya kembali menjumpai peserta sekaligus orang keren lho
Andri Saputra owner dari Mina Indonesia juga menjadi salah satu finalis lomba, belum lagi sekjen dari
Himpunan Mahasiswa Perikanan Tangkap Indonesia – Himpatindo gobank.. ah sudahlah, semakin kamu berkelana semakin banyak orang-orang yang kamu jumpai.. mereka tak sejauh apa yang kamu kira untuk dijangkau kok, tinggal bagaimana mencari cara untuk mendapatkan aksesnya saja. sebenernya dalam event pertama ini saya hanya masuk sebagai subsitusi, terima kasih kepada
Nada Dzatalini yang membuat saya punya kesempatan untuk ke sumatra (akhirnya).
malam harinya kita TM membahas ketentuan lomba dan ngobrol sedikit ngalor ngidul.. isinya, ah sudahlah ya begitu ya, dan makan jangan lupa.. wkwkwk.
di pagi hari kami pun dikumpulkan dan foto reunian alumni AEC Ambon menjadi agenda paginya.

setelah itu, ya agenda seperti biasa.. pembukaan-perkenalan juri-giliran presentasi. disaat presentasi kami sudah mencoba berikan yang terbaik, namun satu dan beberapa hal yang saya tahu.. itu karya cukup kacau, saya tak sempat mengkoreksi detail penulisan terutama.. dan wala, komentar juri pun tak jauh2 dari soal bagaimana semburatnya penulisan karya. tapi ya sudah, kami berikan yang terbaik.. setidaknya tak sampai terlalu memalukan dengan menyipakan senjata di presentasinya (ternyata senjata yang kami siapkan masih tidak mampu menutup kekurangan dari karya yang tercetak dan terbaca di juri), saya yang masuk sebagai pemain pengganti tak sanggup berbuat banyak di penulisan.. kecuali memoles tim muda ini di bagian presentasinya (semoga kalian kedepannya jauh lebih baik lagi, dan itu sangat mungkin mengingat kalian masih angkatan muda sekali).

setelah itu kami pulang (sambil menanti esok hari pengumuman-ya kami sudah tak berharap banyak walau tetap berdoa saja). saya banyak ngobrol dengan bang
Andri Saputra (owner mina Indonesia) masalah banyak hal. hampir tiap terdengar suara adzan kami berjalan cukup jauh menuju masjid terdekat, kadang kami juga ditemani
Sutejo Kusumo kesana. Disinilah terselip sedikit rasa kagum, letak masjid yang di ujung pertigaan jauh dari pemukiman, di depan rawa2 di timur kuburan dan puskesmas tak pernah membuat masjid ini sepi. sejumlah orang merelakan diri berjalan kaki (seperti kami) atau menggunakan kendaraannya untuk tetap memenuhi tempat ibadah itu ( jauh berbaeda dengan di jawa ya, beda liturgi aja uda ndak mau masuk masjidnya kadang, masjid yang dekat pun kadang hanya ramai ketika hari jumat saja). hal yang akhirnya menjadi kebiasaan saya selama hampir 2 minggu di pekan baru, mencari dimana masjid mengumandangkan adzan disitulah saya akan berhenti sejenak untuk ibadah.
selepas isya’ dengan motor pinjaman saya dan bang andri pun mencoba mencari es degan (well, yeah.. kami keluyuran dengan motor pinjaman dari empunya rumah si rifqi), kami keluyuran cukup jauh dengan modal nekat aja (uda gak tau jalan, gak pakai helm lagi kemana2). rifqy bilang, uda bang tenang aja.. disini jarang ada polisi kok, kecuali acara2 besar dimana mereka dibayar baru mereka bakal ada untuk berjaga. setelah berkelana tak jelas sekitar 15 menit akhirnya kami menemukan orang yang menjual degan (iyalah nyari degan malam2 coba.. kan ya agak susah) dan kami akhirnya menikmati degan dalam kelapa utuh itu. baru selesai degan disajikan hujan mendera dengan sangat deras sekali.. well, Alhamdulillah saya bersyukur datang ke pekan baru dalam kondisi sering hujan, kalau sudah siang panasnya terik sekali, sedikit saja api sudah timbul kebakaran (seperti yang sering kita saksikan seringnya riau kebakaran di tv-tv itu.. tebalnya kabut asap, alhamdulillah saya tak mengalaminya selama disana). hujan deras yang hampir setengah jam itu membuat kami sedkiti banyak bicara ngalor-ngidul soal masa depan, quality time berdua lah.. wkwkwk. setelah itu kami lanjut cari jus, dan akhirnya kami tiba di kedai yang menjual jus.. saya pesan yang reguler saja jus sirsak ketika itu, tapi pesanan bang andri karena rasa penasaran tak akan ku lupakan seumur-umur “Jus Pinang”. bukan soal anehnya minumanya, tapi ekspresi yang menjual dan ketika kami membayar itu.. tak akan kami lupakan (dan saya akhirnya tahu beberapa hari kemudian kenapa ada ekspresi seperti itu, ketika kami.. 2 anak muda, masih cukup kuat seharusnya beli jus pinang jam 9 malam.. wkwkwk). yah, rasa dari jus pinang sebenarnya tak terlalu buruk bagi saya secara pribadi, tapi ya sudahlah.. kami kembali ke rumah rifky sudah cukup larut, dan langsung terkapar istirahat.
Keesokan paginya tetap dimulai dengan rutinitas jalan kaki di dini hari, lalu antrian mandi yang cukup lama (maklumlah.. ada berapa laki2 memperebutkan 1 slot kamar mandi.. wkwkwk) kami kembali ke FPIK Unri, diawali dengan kuliah tamu dengan metode penyampaian yang mohon maaf membosankan sebenarnya, lalu pengumuman juara. seperti yang sudah diduga kami gagal memberikan sesuatu pada institusi kami mohon maaf untuk itu dan selamat bagi para juara. tapi seperti apa yang selalu ku tekankan, apalah arti sebuah trophy (sejumlah orang berpendapat ini mungkin sangat berarti dan hampir mempertaruhkan segalanya untuk berangkat dan mendapatkannya).. namun bagi saya pribadi jaringan, relasi, kenangan adalah sesuatu yang lebih berharga daripada sekedar sebuah kemenangan. jika aku harus mengorbankan semuanya untuk meraih juara kompetisi semacam ini, maka saya akan mengorbankan kemenangan ini untuk membangun kolaborasi yang lebih lagi. bukan berarti kita tak memberikan yang terbaik, kita berikan yang terbaik ketika memang waktunya kita berlaga.. tapi selepas itu jauh lebih bermakna daripada sekedar gelar juara.
setelah mengetahui detail, cukup kecewa sebenarnya.. tapi biarlah.. kepala ini masih mampu tegak menatap masa depan kok :D. kami pun pulang dan kembali ke tempat menginap masing-masing (cukup banyak hal yang kita diskusikan.. apalagi jomblo2 ngumpul di tempat laki2 itu.. ah kemana2 bahasannya). dan pada malam harinya saya dan MANTAN DOSEN saya di FPK unair
M Zakiyul Fikri bersilaturahmi kembali (setelah sekian lama). banyak hal yang kita diskusikan, termasuk sejumlah hal X-Rated yang cukup kami berdua yang tau dalam pembicaraan kemarin (Boys talk lah.. hahahaha). aku juga tak ada rencana mengurainya disini, karena akan ada banyak pihak tersinggung membahas soal internal yang cukup sensitif. pak fikri mentraktir saya dengan ya mie sagu dan kopi bangkalis, citarasanya lumayan menggoyang lidah seh, walaupun tak semua orang akan cocok dengan makanan itu aku yakin.
pagi harinya akhirnya yang ditunggu oleh banyak orang, pengumuman juara. diawali dengan pembukaan tarian tradisional melayu dan sejumlah nyanyian. lalu kuliah tamu dengan materi yang penting sebenarnya, tapi karena cara penyampaian dan penempatan konten yang kurang pas sehingga terkesan membosankan selama 3 jam akhirnya pengumuman juara pun dilakukan. maaf ya tim, kita gagal membawa sesuatu untuk kampus. kalian masih muda nak, silahkan kalian ambil ini sebagai pelajaran berharga untuk menjadi lebih baik kedepannya.
terima kasih tim, karena kalian sudah berusaha. terima kasih karena memberi saya seorang hamba sahaya satu tim dengan duo hits FPK Unair
Nada Dzatalini dan Mirda.
setelah itu semua usai kami dikembalikan ke tempat menginap sebelum malamnya jalan-jalan di kota. well, pekanbaru memang beda dengan sejumlah tempat di jawa yang banyak tempat nongkrong atau banyak spot2 asik. pekanbaru ya seperti itulah, tak banyak komentar aku-tak terlalu tertarik membahas-dan mohon maaf tak ada dokumentasi yang terambil (hpku uda mati malam itu).
selain mencoba makanan di kota yang harganya hampir 2 kali lipat harga di sekitaran kampus unri, perjalanan ke kota berpusat pada sekitaran masjid agung pekan baru, yang kebetulan ketikan itu menjadi tuan rumah MTQ se provinsi riau, disana ada stan kota-kota yang ada di provinsi riau. dalam tiap stan tersebut ada produksi produk khas sana (sayang aku tak punya cukup uang untuk belanja kali itu), baik itu produk olahan, produk agrikultur, produk budaya, dll lah. sayang kita kesana terlalu malam sehingga sejumlah stan tidak buka (mungkin kalau lebih sore lebih asik itu). kemudian perjalanan dilanjut makan malam (yang cukup mahal juga.. wkwkwk) lalu kembali ke penginapan.
keesokan harinya perjalanan dibuka dengan kunjungan di pasar bawah, yah mirip pasar grosir gitu, macam pasar turi di surbaya.. mau cari apa aja ada disana. mulai dari peralatan dapur, pakaian sampai makanan ada semua lah. awalnya niat beli bantal leher disana, berhubung ternyata terlalu mahal dan ndak sanggup dijangkauoleh budgetku mundur dah akhirnya (wkwkwk, cuma bawa uang 1 lembar merah di dompet.. dan survival di sumatra masih panjang soalnya). bang andri mah, ambil banyak dokumentasi produk olahan perikanan disana, cukup banyak memang, sekalian endorsing minan Indonesia dimanapun dia berada…wkwkwk.
perjalanan kemudian dilanjut ke bandara, karena nada dan mirda akan segera berpulang kembali ke jawa hari itu juga (well, saya saja yang masih stay lama di pekan baru karena masih ada event lagi minggu depannya). kita semua mengantarkan dan melepaskan mereka berdua ini ke bandara, sekalian lah cari2 masjid n suasana baru disana, dan foto2 juga (karena kemarin belum sempat foto waktu saya datang.. gimana foto jam 12 malam coba, apa yang mau dicari.. yang halus2 ta ?.. wkwkwk).
kemudian kita rombongan sempat berjalan keliling kota dan melihat bagaimana pembangunan disana. sangat disayangkan banyak venue olahraga yang terbengkalai setelah pelaksanaan pon 2008 kemarin, bayangkan aja berapa banyak dana yang perlu dikeluarkan untuk membangun sejumlah arena olahraga itu.. dan sekarang.. bagaikan gedung2 berhantu tak berpenghuni tanpa nafas kehidupan. manajemen pengelolaan pasca event memang sangat diperlukan dalam rangka pemanfaatan infrastruktur semacam ini. belum lagi sejumlah kasus korupsi yang.. ah, sudahlah. Diluar jawa sana nak, kamu akan paham kenapa ada ketimpangan pembangunan infrastruktu seperti ini.. soal dana mungkin bukan masalah utama disana.. ada sejumlah faktor x yang perlu di urai dan diselesaikan bersama.
setelah diskusi yang cukup panjang akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke danau buatan Rumbai. ini juga salah satu infrastruktur peninggalan sisa pon riau 8 tahun yang lalu. perjalanan kesana, lumayan lah 1 jam dari kota (2 jam total kalau langsung dari tempat saya menginap di pekanbaru). pemandangan disekitar danaupun, ya lumayan lah.. layak masihan masih ada banyak pepohonan yang dapat dinikmati disana. ada punguntan juga entah itu legal atau liar kami kurang paham untuk masuk kedalam kompleks itu. sesampainya dalam kompleks, ya sesuai dugaan awal… kompleks yang kurang terawat dan terkesan terbengkalai, kamar mandi dan tempat ibadah pun kurang layak untuk fasilitas umum.. saya dan bang andri akhirnya ya ibadah seadanya, beralas jaket untuk tempat sujud di tempat yang terlihat paling bersih, dari tempat lain (well, sholat itu wajib guys.. apapun kondisinya dimanapun tempatnya jangan jadikan alasan.. karena seluruh hamparan bumi kecuali makam dan kamar mandi boleh digunakan untuk ibadah (HR Thirmidzi)). dan kami akhirnya menikmati pemandangan disekitar danau, yang juga digunakan latihan oleh tim dayung dari riau (alhamdulillah.. masih berfungsi dan bermanfaat tak sepenuhnya mangrak ini danau buatan).
hari menjelang senja dan mataharipun semakin bergerak ke ujung barat, kami akhirnya kembali sebelum semua menjadi semakin gelap. ketika kami ada di pucuk bukit dan dekat lahan parkir sebuah restoran melihat pemandangan yang cukup menarik kami pun minggir sebentar untuk mengambil foto.. wkwkwk… right before disaster (mungkin itu judul foot yang paling pas). dalam foto itu terlihat arah pekan baru terselimuti dengan mendung gelap yang sangat tebal, angin dari ujung bukit pun terasa cukup kencang sebenarnya, jadi sedikit berhati-hati ketika mengambil foto di bukit rumbai ini.
dan benar saja, dalam perjalanan kami kembali ke Pekan Baru, hujan badai mendera. kemacetan dimana-mana, dan tak kujumpai satupun aparat berwenang untuk mencoba mengurai kepadatan yang begitu wah. si rifky bilang, polisi disini mah kalau ndak ada duitnya mana mau kerja mas.. paling kelihatan kerja kalau ada orang besar lagi kunjungan aja biasalah mas pencitraan. wkwkwk, benar saja memang perjalanan yang harusnya ditempuh 1-2 jam menjadi hampir 4 jam sebelum kami sampai ke tempat menginap. dan merasakan di dalam mobil ditengah kemacetan yang sampai deadlock itu sesuatu ya, setidaknya aku bersyukur di surabaya walaupun cukup terkenal dengan macetnya saya pribadi tak pernah sefrustasi itu di jalan.
pelajaran buat kita semua.. amanah lah dengan kepercayaan yang kamu pegang, jangan seperti aparat di Pekan Baru yang mau amanah kalau ada duitnya saja.. Dengan segala Keterbatasannya kalian panitia PSP Event sudah melakukannya dengan cukup baik kok. saya mencoba memposisikan ketika saya ada di posisi kalian juga, jadi ucapan saya anggaplah sebagai masukan saja dari orang yang lebih dulu diberi kesempatan menyusun maupun mengikuti beginian.
well, terima kasih atas semua pengalamannya.. cerita nantinya akan ada part 2 nya kok 😀 ~mau coba jadikan satu kok terlalu panjang ternyata.. hahaha
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Terkait
Semoga bisa jumpa lagi ya mas….heheh
semoga diberika kesempatan untuk kembali kesana..
kalau situ mau mengundang dalam sebuah acara saya juga berkenan datang (selama tiket dan konsumsi ditanggung)