
Well, melanjutkan bagian 1 kemarin bagian kedua ini juga tak jauh2 dari ajang reuni kok. di event yang diselenggarakan oleh Fakultas Pertanian Universitas Riau ini saya berkesempatan bertemu dan bereuni dengan 2 orang keren yang langganan juara dari IPB Bagas Adji Prabowo dan Yusrizal Herman Tabri yang sempat ketemu di ambon juga di awal tahun (dunia itu sempit ya guys.. wkwkwk). kali ini saya kembali berangkat dengan komposisi tim yang berbeda dengan Siti Fatkhul Jannah dan Eva Agustina yang akhirnya kami lolos dalam suatu event (sebelumnya uda berapa kali team up ndak pernah ada yang lolos, alhamdulillah akhirnya kami pecah telor juga lolos event.. dan menjadi kesempatan pertama bagi mereka untuk merasakan bagaimana rasanya menjadi finalis sebuah kompetisi).
Well, melanjutkan bagian 1 kemarin bagian kedua ini juga tak jauh2 dari ajang reuni kok. di event yang diselenggarakan oleh Fakultas Pertanian Universitas Riau ini saya berkesempatan bertemu dan bereuni dengan 2 orang keren yang langganan juara dari IPB Bagas Adji Prabowo dan Yusrizal Herman Tabri yang sempat ketemu di ambon juga di awal tahun (dunia itu sempit ya guys.. wkwkwk). kali ini saya kembali berangkat dengan komposisi tim yang berbeda dengan Siti Fatkhul Jannah dan Eva Agustina yang akhirnya kami lolos dalam suatu event (sebelumnya uda berapa kali team up ndak pernah ada yang lolos, alhamdulillah akhirnya kami pecah telor juga lolos event.. dan menjadi kesempatan pertama bagi mereka untuk merasakan bagaimana rasanya menjadi finalis sebuah kompetisi).
mengusung karya tentang pestisida organik berbahan dasar daun cengkeh yang jauh dari bidang kami bertiga. kami lolos untuk mempresentasikan dan mempertanggung jawabkan apa yang telah kami tulis. ya gimana lagi FPK+FST Biologi+FKM maju beginian ke Faperta. ya sudah dinikmati n dijalani saja dan jangan kalah sebelum berperang meskipun kami tau kecil kemungkinan.
malam itupun akhirnya saya tiba di penginapan bersama peserta lainnya. saya sempat ngobrol dengan Untung Adi Santosa, Dikau Tondo Prastyo (yang ternyata satu organisasi dengan kawan saya yang saya jumpai sebelumnya), Muhammad Alwan Habibi Mushlih yang ternyata adik kelasnya siti well, dunia tak seluas daun kelor ya. dan akhirnya membahas TM lomba (well, ya ini acara pertama mereka seh jadi ya dimaklumi aja kalau agak kacau)
kami melakukan persiapan pertama selepas TM itu, ya mau gimana lagi, soalnya saya selama bulan oktober tidak ada di surabaya dan sudah terlebih dahulu berkelana dan sampai di pekan baru sementara partner saya siti dan eva masih ada tanggunan akademik ayng perlu di urus. akhirnya kami menyempatkan untuk membuat PPT malam itu juga (karena PPT harus dikumpulkan hari itu juga) dan belajar sedikit2 lah tentang apa yang akan kita presentasikan.
well, kejadian air mati pun membuat etimasi waktu mandi menjadi sebuah permasalahan yang cukup pelik rupanya. pas saya masuk kamar mandi ada sesuatu peninggalan Wildan Dani yang membuat saya tak betah dan akhirnya memutuskan mandi di tempat lain saja.
hari presentasipun akhirnya tiba, kami mendapat giliran tepat sebelum break sholat jum’at. dan itu menjadi salah satu yang paling saya kenang.. bagaimana kami menahan tekanan dan mencoba tetap tenang ditengah hantaman pertanyaan yang jauh dari kapasitas bidang kami masing-masing. itu secara pribadi menjadi salah satu penampilan terbaik kami, disisi lain kami juga tau dan menyadari kita tak akan juara di tempat ini.. tapi kita sudah memperjuangkan yang terbaik.
kita ketika itu berasa dilempar ke kandang buaya, mengusung tema pestisida organik jajaran juri ketika itu adalah ahli2 dibidangnya. ketua penguji merupakan guru besar unri dengan kajian biopestisida, penguji lainnya kepala laboratorium hama dan penyakit dan agrobisnis. bisa dibayangkan lah pertanyaan mereka yang semua ahli dibidangnya seperti apa dan bagaimana kami yang bahkan bukan mahasiswa pertanian mencoba menjelaskan dari apa yang kami pahami tentang karya kami. tidak salah kalau penguji berharap kami sepaham beliau karena itu memang tugas dari seorang juri, menguji seperti apa pemahaman peserta tentang apa yang mereka tulis sendiri. mungkin waktu tanya jawab yang diberikanpun masih berasa sangat kurang, terlihat dari pertanyaan juri yang akhirnya terpaksa di potong karena waktu yang tidak cukup. dan bagi kami, eksekusi publik telah berakhir.. wkwkwk.
selepas kami presentasi tiba masa istirahat dan sholat jumat, saya memutuskan untuk mengiyakan tawaran ketua juri bapak yang maaf saya lupa namanya untuk jumatan bersama beliau. sepanjang perjalanan kami sempat ngobrol tentang banyak hal, tentang masa depan, tentang perbandingan kuliah di luar sama disini, tentang bagaimana pengalaman saya pribadi. pertanyaan pertama yang hampir selalu muncul adalah, anda muslim.. wkwkwk jangan nilai keimanan seseorang hanya dari apa yang terlihat ya. kemudian baru kita banyak membicarakan tentang kondisi kekinian yang tak perlu detail aku urai disini.
kami pergi ke salah satu masjid salafi yang ada di pekan baru, masjid Masjid Raudhatul Jannah. Disinilah saya melihat fungsi masjid benar2 sebagai pusat aktifitas, bukan sekedar tempat beribadah saja.. memang begitulah seharusnya tentang bagaimana tata wilayah kota yang dikonsepkan oleh seorang Mimar Sinan arsitek jaman otoman turki yang membangun masjid terlebih dahulu kemudian seluruh poros aktifitas masyarakat mulai pendidikan, ekonomi, sampai kesehatan dibangun disekitarnya. dan satu hal yang pasti untuk kalian, salafi tak seburuk apa yang di ekspose media-media sosial terutama kalau kalian ingin tau silahkan berinteraksi sendiri dan nilai sendiri, jangan pernah biarkan media membangun pola pikirmu terhadap segala sesuatunya.
setelah jumatan kita membeli sejumlah makanan ringan yang dijajakan di sekitaran masjid dan inilah, selepas ibadah terjadi interaksi dan banyak hal yang dibahas, sembari perjalanan balik ke unri untuk melanjutkan fase presentasi. hal ini yang jarang terjadi, mungkin ada di sejumlah masjid agung seperti di surabaya.. tapi di tempat lain sangat jarang sekali kutemukan.



setelah dirasa cukup waktu “berjemur” di sungai yang menguras keringat dan bekal minum akhirnya kami memasuki istana siak, banyak peninggalan sejarah menarik disana. hampir sama dengan istana-istana lainnya tapi ada satu hal yang menarik bagi saya. bagaimana seorang raja yang menyerahkan hampir seluruh kekayaannya untuk negri ini justru tak sanggup meninggalkan apapun untuk anak keturunannya (kejadian hampir sama dengan saudagar yang menyumbangkan hampir seluruh hartanya untuk emas di tugu monas.. yang di akhri hayatnya justru hidup kekurangan). cukup ironis, saya salut pada keputusan raja yang sangat nasionalis mendukung kemerdekaan Indoneisa.. dia hebat sebagai seorang warga negara, tapi sebagai seorang imam di keluarga.. saya punya pandangan lain, kasihan juga keturunannya yang sekarang banyak merantau dijawa dan menjadi masyarakat kelas menengah kebawah (seorang kawan pernah melakukan riset tentang ini dan menjabarkannya.. aku pun sempat penasaran dan mencari literasi tentang ini juga setelah diceritakan). (https://news.detik.com/berita/16288…) namanya harta bisa jadi rebutan.. inikah yang mau kita kejar hingga mati dan melupakan perisapan yang dibutuhkan setelah berpulang ?
selepas dari istana siak, kami melanjutkan perjalanan kembali ke pekan baru yang cukup jauh dan melelahkan.. the master Yusrizal Herman Tabri dan partnernya yang tak kalah hebat Wildan Dani sampai tertidur dengan pulasnya. well, saya juga apalagi.. tidur mulu, bangun waktunya sholat n makan aja. karena kita kembali ke pekan baru relatif sore jadi tak sepanas ketika kami berangkat, tapi tetap saja cukup untuk memeras keringat.
ya begitulah, petualangan selama 2 minggu di tanah sumatra akhirnya harus berakhir (well, karena dapat pengumuman lolos jadi saya hanya punya waktu 2 hari di Surabaya sebelum kembali melanjutkan perjalanan ke Makassar, kota penuh kenangan dan seribu satu cerita bagi saya sendiri.
Terima Kasih atas semuanya, sampai jumpa lagi di lain kesempatan.. inshaAllah akan kusempatkan lagi bersilaturahmi ke kalian.. karena sudah jelas.. #MytripMysilaturahmi. tunggu tanggal mainnya hingga akan kujejak lagi pulau Sumatra
Tulisan bagus yang sangat detail.
Alhamdulillah, mungkin nanti perlu coba dibuat pakai sudut pandang orang ketiga
mungkin gaya penulisan yang akan saya ganti.. btw fotomu sama dick au aku punya banyakl