Rokok penghasil ekonomi, pengantar mati

Ketika kita membicarakan tentang industri tembakau maka kita membicarakan sebuah Industri rakyat yang sangat kompleks. Kenapa kompleks, diakui ataupun tidak industri tembakau memberikan lapangan kerja bagi berbagai jenis profesi mulai dari petani, buruh, pedagang, hingga tenaga medis. Terlepas dari berbagai dampak negatifnya yang ditimbulkan dari tembakau, industri tembakau menanggung hajat hidup orang banyak di Indonesia ini.

Target pendapatan Indonesia tahun 2014 dari sektor cukai mencapai RP. 170,2 triliun, jumlah ini mencangkup 10% dari APBN Indonesia dan separuh dari nilai anggaran APBN di bidang pendidikan yang mencapai 20% dari anggaran negara (Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Agung Kuswandono dalam konfrensi pers 8-1-2013). Dari target pendapatan cukai ini 98% didapatkan dari industri tembakau (Majalah Tempo-Senin, 24 Maret 2014) dan sisanya dari lainnya seperti minuman keras dan pajak barang masuk. Bukan sebuah nominal dan kontribusi yang kecil untuk pembangunan di Indonesia, bisa dikatakan bahwa 1/10 pembangunan di Indonesia berasal dari Industri Tembakau.

Setelah saya membahas akan kontribusi postitif industri tembakau di Indonesia, kini saya akan membahas mengenai dampak negatifnya. Dampak negatif tentang tembakau merupakan bahasan lama di sektor kesehatan mulai dari dampak teringan gangguan pernafasan hingga kemandulan, kanker hingga kematian. Tercatat ada 5,6 juta kematian di dunia pada tahun 2004 menurut WHO dari dampak buruk Tembakau, dan 70% dari jumlah kematian itu berasal dari negara berkembang seperti negara kita tercinta Indonesia. Pemerintah maupun berbagai instansi swasta bukannya tutup mata akan kondisi ini, berbagai larangan merokok di tempat umum, hingga sejumlah peraturan untuk mengatur peredaran produk olahan tembakau pun telah diterbitkan. Tapi sekali lagi ketika kita berusaha menghentikan sebuah Industri yang menaungi hajat hidup orang banyak itu bukanlah sesuatu yang semudah membalikan telapak tangan.

Sejumlah lembaga pemerintah dibawah kementrian kesehatan, beserta sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat pemerhati tembakau atau lembaga-lembaga anti tembakau telah memberikan peringatan akan bahaya tembakau. Perlu disadari ini bukanlah hal yang mudah dikarenakan Tembakau merupakan sesuatu yang telah mengakar lama di negeri ini, sifatnya yang aditif membuat ketagihan serta iklan-iklan yang menarik membuat tembakau seringkali menjadi pelarian dari berbagai beban hidup yang menghinggapi tanpa mengenal generasi. Yang lebih tragis jika diperhatikan hampir siswa sekolah dasar kini pun telah merasakan “nikmatnya tembakau”. Tinggal menunggu bom waktu saja hingga berbagai macam penyakit menghinggapi mereka dan lingkungan.

Sebuah pekerjaan rumah bagi berbagai pihak selama kita masih belum bisa memberikan solusi bagi mereka industri tembakau masih tetap akan berjalan dikarnakan besarnya pengaruh bagi kehidupan orang banyak. Mengutip pernyataan dari Benjamin Waterhouse (pendiri kedokteran havard) “ tembakau adalah gulma kotor, bahwa dari setan tidak dilanjutkan, itu menguras dompet Anda, membakar pakaian Anda, dan membuat cerobong asap dari hidung Anda “

Ahmad Farid Ary Wardhana

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.