BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Luas permukaan bumi yang diperkirakan mencapai 510 km2, ternyata hampir 2/3 bagiannya (71% nya) tertutup oleh laut dan hanya 1/3 nya saja yang berupa daratan. Laut merupakan suatu perairan yang dalam dan luas yang mempunyai kedalaman yang berbeda-beda, di mana di situ ada kehidupan. Laut terus mengalami sirkulasi disebabkan karena perbedaan suhu udara antara kutub dan ekuator yang menyebabkan terjadinya suatu gerakan angin, kemudian rotasi bumi sendiri dan gerakan angin tersebut bersama-sama akan menimbulkan gerakan gelombang dan arus secara teratur. Laut selalu berhubungan dengan daratan karena suhu, kadar garam, dan kedalaman merupakan pembatas kebebasan gerak terhadap organisme laut maupun organisme darat. Laut didominasi oleh beberapa bentuk ombak, arus dan pasang surut, pada keadaan ini menyebabkan kecenderungan biota laut paling banyak hidup di pantai atau dipinggir.
Salah satu pantai yang berpotensi di Surabaya adalah Pantai Kenjeran. Pantai Kenjeran terletak dekat dengan Selat Madura yang meskipun ekosistemnya sedikit mengalami kerusakan karena ada reklamasi pantai. Tetapi disana masih terdapat beberapa biota-biota laut yang banyak seperti kerang, teripang, dan lain-lain.
1.2 Tujuan Praktikum
1. Mengetahui kondisi lingkungan Pantai Kenjeran ( kelandaian, arus laut, kecerahan, suhu dan pasang surut).
2. Mengetahui sifat air laut Pantai Kenjeran ( oksigen terlarut, pH dan ammonium).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Pantai Kenjeran
Bukan hanya sebagai kota industri dan perdagangan, Surabaya juga merupakan kota bahari. Sebagai kota bahari sudah bisa dipastikan “kota buaya” ini memiliki objek wisata pantai yaitu Pantai Kenjeran. Dibanding sejumlah objek wisata pantai lain di tanah air seperti Pantai Parangtritis (Yogyakarta), Pantai Sanur dan Kuta (Bali), serta Bunaken (Sulawesi Utara), memang Pantai Kenjeran kalah bersaing. Padahal, jika dilihat dari potensi panorama dan sumber daya alamnya, sebenarnya Pantai Kenjeran tak kalah dibanding pantai-pantai lainnya.
Pantai Kenjeran memiliki rentangan pasang surut yang tidak terlalu besar. Deburan ombaknya relatif kecil dan juga memiliki arus serta ombak yang tidak terlalu besar dan tidak berbahaya, sehingga sangat amat jika digunakan untuk praktikum lapang. Meskipun kondisi lingkungan di pantai Kenjeran dan sekitarnya sedikit memprihatinkan, tetapi cukup cocok digunakan dalam praktikum lapang karena hewan vertebrata maupun avertebrata masih dapat ditemukan di pantai tersebut.
2.2 Ekosistem Pantai Kenjeran
Kondisi pesisir Kenjeran merupakan daerah estuari yang subur, tempat berbiaknya berbagai biota karena adanya suplai nutrisi yang terus-menerus dibawa ombak. Di sepanjang pesisir Kenjeran sekarang ini telah dikuasai oleh pengembang yang ingin membangun atau memperluas usaha dibidang properti. Perumahan-perumahan baru dan megah akan menjejalah wajah pesisir Kenjeran yang jelas ini merupakan pelanggaran tata ruang karena peruntukkannya untuk konservasi.
Meskipun secara ekosistem telah mengalami sedikit kerusakan tetapi masih banyak biota-biota laut yang dapat kita temukan disana, misalnya saja yang paling populer dikalangan masyarakat setempat yaitu kupang (Mytilus edulis), semacam kerang putih kecil yang dapat dijadikan makanan paling terkenal di Surabaya yaitu lontong kupang. Selain ketersediaan kupang atau kerang putih yang kecil, di pantai Kenjeran juga kaya akan biota-biota lainnya seperti kerang-kerangan, ubur-ubur, teripang dan lain-lain.
2.3 Fisika Air Laut
2.3.1 Kecerahan
Kecerahan air laut ditentukan oleh kekeruhan air laut itu sendiri dari kandungan sedimen yang dibawa oleh aliran sungai. Pada laut yang keruh, radiasi sinar matahari yang dibutuhkan untuk proses fotosintesis tumbuhan laut akan kurang dibandingkan dengan air laut jernih. Pada perairan laut yang dalam dan jernih, fotosintesis tumbuhan itu mencapai 200 meter, sedangkan jika keruh hanya mencapai 15 – 40 meter.
2.3.2 Suhu
Keadaan suhu perairan laut banyak ditentukan oleh penyinaran matahari yang disebut proses insolation. Suhu permukaan laut (SPL) Indonesia secara umum berkisar antara 260C-190C, karena perairan Indonesia dipengaruhi oleh angin musim. Variasi suhu harian terjadi pada lapisan permukaan dan variasi tersebut berkisar antara 0,20C-0,30C. Semakin tinggi lintang dari perairan tersebut perubahan suhu semakin kecil. Variasi suhu tahunan sangat ditentukan oleh variasi tahunan dari radiasi matahari dan sirkulasi arus. Lapisan perairan secara vertikal dimana terjadi perubahan suhu yang mencolok disebut dengan daerah thermocline, yaitu sekitar kedalaman 100 meter.
2.3.3 Warna Air Laut
Air laut berwarna karena proses alami, baik yang berasal dari proses biologis maupun non-biologis. Produk dari proses biologis dapat berupa humus, gambut dan lain-lain, sedangkan produk dari proses non-biologis dapat berupa senyawa-senyawa kimia yang mengandung unsur Fe, Ni, Co, Mn, dan lain-lain. Selain itu perubahan warna air laut dapat pula disebabkan oleh kegiatan manusia yang menghasilkan limbah berwarna.
2.3.4 Kelandaian
Kelandaian pantai mempengaruhi kedalaman pantai secara horizontal, sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi jumlah sinar matahari yang dapat mencapai dasar perairan, karena sinar matahari ini diperlukan oleh organisme benthik untuk berfotosintetis.
2.4 Kimia Air Laut
Air laut banyak mengandung senyawa kimia, yang terdiri dari unsur nutrien, logam dan senyawa konservatif yang konsentrasinya selalu tinggi di dalam air laut. NaCl adalah salah satu senyawa konservatif yang kandungannya paling besar dalam air laut.
2.4.1 Salinitas
Salinitas atau kadar garam ialah banyaknya garam-garaman (dalam gram) yang terdapat dalam 1 Kg (1000 gr) air laut, yang dinyatakan dengan ‰ atau perseribu. Salinitas umumnya stabil, walaupun di beberapa tempat terjadi fluktuasi. Laut Mediterania dan Laut Merah dapat mencapai 39 ‰ – 40 ‰ yang disebabkan banyak penguapan, sebaliknya dapat turut dengan drastis jika turun hujan. Laut yang memiliki kadar garam yang rendah banyak dijumpai di daerah-daerah yang banyak muara sungainya. Pada musim barat, laut di di Asia Tenggara mulai dari bulan Desember – Mei di Teluk Thailand dan bagian timur laut Pantai Sumatera mempunyai nilai kadar garam yang rendah.
2.4.2 pH Air
Air laut mempunyai kemampuan menyangga yang sangat besar untuk mencegah perubahan pH. Perubahan pH sedikit saja dari pH alami akan memberikan petunjuk terganggunya sistem penyangga. Hal ini dapat menimbulkan perubahan dan ketidakseimbangan kadar CO2 yang dapat membahayakan kehidupan biota laut. pH air laut permukaan di Indonesia umumnya bervariasi dari lokasi ke lokasi antara 6.0 – 8,5. Perubahan pH dapat mempunyai akibat buruk terhadap kehidupan biota laut, baik secara langsung maupun tidak langsung. Akibat langsung adalah kematian ikan, burayak, telur, dan lain-lainnya, serta mengurangi produktivitas primer. Akibat tidak langsung adalah perubahan toksisitas zat-zat yang ada dalam air, misalnya penurunan pH sebesar 1,5 dari nilai alami dapat memperbesar toksisitas NiCN sampai 1000 kali.
2.4.3 Oksigen
O2 terlarut diperlukan oleh hampir semua bentuk kehidupan akuatik untuk proses pembakaran dalam tubuh. Beberapa bakteria maupun beberapa binatang dapat hidup tanpa O2 (anaerobik) sama sekali, lainnya dapat hidup dalam keadaan anaerobik hanya sebentar tetapi memerlukan penyediaan O2 yang berlimpah setiap kali. Kebanyakan dapat hidup dalam keadaan kandungan O2 yang rendah sekali tapi tak dapat hidup tanpa O2 sama sekali. Sumber O2 terlarut dari perairan adalah udara di atasnya, proses fotosintesis dan glikogen dari binatang itu sendiri. Air yang tak ber O2 selalu jarang terdapat di samudera. O2 dihasilkan oleh proses fotosintesa dari binatang dan tumbuh-tumbuhan dan diperlukan bagi pernafasan.
2.5 Arus Laut
Arus laut (sea current) adalah gerakan massa air laut dari satu tempat ke tempat lain baik secara vertikal (gerak ke atas) maupun secara horizontal (gerakan ke samping). Arus mempunyai pengaruh positif maupun negatif terhadap kehidupan biota perairan. Arus dapat mengakibatkan ausnya jaringan-jaringan jasad hidup yang tumbuh di daerah itu dan partikel-partikel dalam suspensi dapat menghasilkan pengikisan.
2.6 Pasang Surut Air Laut
Pasang naik dan pasang surut merupakan bentuk gerakan air laut yang terjadi karena pengaruh gaya tarik bulan dan matahari terhadap bumi. Hal ini didasarkan pada hukum Newton yang berbunyi :
“Dua benda akan terjadi saling tarik menarik dengan kekuatan yang berbanding terbalik dengan pangkat dua jaraknya”.
Berdasarkan hukum tersebut berarti makin jauh jaraknya makin kecil daya tariknya, karena jarak dari bumi ke matahari lebih jauh dari pada jarak ke bulan, maka pasang surut permukaan air laut lebih banyak dipengaruhi oleh bulan.
BAB III
METODE PELAKSAAN
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum lapangan dilaksanakan pada tanggal 11 Mei 2013 di Pantai Kenjeran Surabaya, Provinsi Jawa Timur.
3.2 Fisika Air Laut
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah meteran gulung, sechi disk, cetok, thermometer.
3.2.2 Cara Kerja
1. Kecerahan
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Sechi disk dari tepi pantai (permukaan air laut) sampai jarak tertentu dari pantai. Sechi disk merupakan alat pengukur kecerahan yang berbentuk seperti disk yang di ikat dengan tali. Pengukuran dimulai dengan memasukkan sechi disk ke dalam air hingga sechi disk tidak kelihatan dari permukaan. Kemudian ukur panjang talinya lalu tarik kembali hingga kelihatan. Panjang tali ketika sechi disk tidak tampak dari permukaan itulah yang menandakan kecerahan air.
2. Suhu
Suhu diukur dengan menggunakan termometer manual. Pengukuran dimulai dari tepi pantai (permukaan air laut sampai jarak tertentu dari pantai. Suhu diukur dengan memasukkan termometer kedalam air selama 1 menit lalu dicatat hasilnya.
3. Warna Air Laut
Pengamatan warna air laut dilakukan secara manual dengan mata. Yaitu dengan memasukkan air laut ke dalam erlenmeyer 150 ml lalu mengamati warna air tersebut.
4. Kelandaian
Kelandaian diukur pada jarak tertentu dari air laut (pantai) ke daratan yaitu pada titik 3 meter, 5 meter, 8 meter dan 10 meter. Pada masing-masing titik itulah tanah digali hingga keluar airnya dan dicatat kedalamannya. Setelah itu kelandairan dihitung dengan persamaan berikut ini:
Derajat kemiringan (kelandaian) : sin α = kedalaman/jarak darat ke air
3.3 Kimia Air Laut
3.3.1 Alat
Alat dan bahan yang digunakan dalam perngamatan sifat kimia air laut antara lain Refraktometer, pH meter, dan bahan titrasi oksigen.
3.3.2 Cara Kerja
1. Salinitas
Salinitas menggambarkan kadar kandungan garam pada suatu perairan. Alat yang digunakan untuk mengukur salinitas pada umumnya adalah refraktometer atau salinometer. Pengukuran dimulai dengan mengambil water sampel dan memasukkannya kedalam kantong plastik. Teteskan akuades pada lensa refraktometer dan pastikan nilai salinitasnya 0 terlebih dahulu. Setelah refraktometer menunjukkan angka netral, teteskan sampel air lalu catat hasilnya.
2. Keasaman
Pengukuran keasaman dimulai dari pengambilan water sampel yang kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik. Lalu mengukur derajat keasaman dari sampel tersebut dengan menggunakan pH meter dan mencatat hasilnya.
3. Oksigen
Pengukuran oksigen terlarut dilakukan dengan menggunakan DO meter. Setelah pengambilan water sampel, DO meter dicelupkan kedalam sampel, nilai kadar DO akan muncul pada layar digital DO meter tersebut.
3.4 Arus Laut
Arus merupakan gerakan massa air yang terjadi dilautan yang disebabkan oleh banyak faktor diantaranya angin, suhu, dan lain-lain. Arus juga merupakan salah satu faktor yang bisa menyuburkan perairan karena arus mampu mengurangi terjadinya stratifikasi nutrien atau zat-zat dalam laut lainnya. Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan arus permukaan lautan antara lain bola, benang dengan ukuran tertentu yang terikat pada bola, dan stopwatch. Bola yang telah diikat dengan benang tersebut dilempar ke permukaan sedang benang tetap kita pegang. Kemudian menghitung jarak waktu ketika bola pertama kali dilempar hingga bola bergerak kembali ke titik awal. Kecepatan dihitung dengan menggunakan rumus : v = d/t
3.5 Pasang Surut Air Laut
Pasang surut air laut terjadi disebabkan oleh gaya gravitasi matahari dan bulan serta gaya sentrifugasi karena pengaruh rotasi bumi. Air pada bagian ujung pantai tidak pernah diam pada suatu ketinggian yang tetap. Air laut bergerak naik dan turun sesuai dengan siklus pasang surut. Sifat naik turunnya air laut ini terjadi setiap harinya. Tujuan dari adanya pengukuran pasang surut ini adalah agar mahasiswa dapat melakukan pengukuran ketinggian air laut tiap jam serta agar mahasiswa dapat memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pasang surut.
Alat yang digunakan untuk pengukuran pasang surut antara lain kayu berskala, timer/ jam, dan meteran gulung. Kayu berskala ditancapkan pada jarak 100-200 meter dari tepi pantai yang diukur dengan meteran gulung. Setelah itu, kayu dibiarkan tertancap dan tiap jam nya mencatat berapa ketinggian air dengan melihat skala yang tertulis di kayu.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Fisika Air Laut
4.1.1 Kecerahan
Data yang diperoleh berdasarkan langkah kerja di atas adalah sebagai berikut:
No Lokasi (m) Kecerahan (cm)
Jam 07.00 Jam 11.00 Jam 12.00
1. 5 9 8 15
2. 10 7 10 13
3. 15 5 15 15
Pembahasan
Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan menunjukkan bahwa kecerahan setiap kedalaman itu berbeda-beda. Pada kedalaman 5 m pada pukul 07.00 kecerahannya 9 cm, pada pukul 11.00 kecerahannya 8 cm, pada pukul 12.00 kecerahannya 15 cm pada kedalaman 10m pada pukul 07.00 kecerahannya 7 cm, pada pukul 11.00 kecerahannya 10 cm, pada pukul 12.00 kecerahannya 13 cm, sedangkan pada kedalaman 15 m pada pukul 07.00 kecerahannya 5 cm, pada pukul 11.00 kecerahannya 15 cm, pada pukul 12.00 kecerahannya 15 cm. Hal itu disebabkan oleh kekeruhan air laut itu sendiri dari kandungan sedimen yang dibawa oleh sungai.
4.1.2 Suhu
NO LOKASI SUHU oC
Pukul 09.00 Pukul 11.00 Pukul 12.00 Pukul 13.00
1. 5 28,5 31 32 33
2. 10 29 31 32 32,5
3. 15 30 32 31 32
Pembahasan
Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan menunjukkan bahwa suhu permukaan air pada kedalaman 5 m pada jam 09.00 suhunya 28,5 0C, pada jam 11.00 suhunya 31 0C, pada pukul 12.00 suhunya 32 0C, pada jam 13.00 suhunya 33 0C, pada kedalaman 10 m pada pukul 09.00 suhunya 29 0C, pada pukul 11.00 suhunya 31 0C, pada pukul 12.00 suhunya 32 0C, pada pukul 13.00 suhunya 32,5 0C, sedangkan pada kedalaman 15 m pada pukul 09.00 suhunya 30 0C, pada pukul 11.00 suhunya 32 0C, pada pukul 12.00 suhunya 31 0C, pada pukul 13.00 suhunya 32 0C. Keadaan suhu diperairan laut tersebut banyak ditentukan oleh penyinaran matahari dan pengaruh angin musim. Semakin tinggi kedalaman air maka semakin rendah suhunya karena semakin menjauhi sinar matahari.
4.1.3 Warna Air Laut
Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan bahwa perairan di pantai Kenjeran berwarna cokelat keruh. Hal ini disebabkan karena adanya lumpur yang diendapkan didekat pantai yang memantulkan warna cokelat.
4.1.4 Kelandaian
No Jarak Darat ke Laut (m) Kedalaman Galian (cm) Kelandaian pantai
1. 3 55 18,3
2. 5 65 13
3. 8 70 8,75
4. 10 103 10,3
Pembahasan
Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan menunjukkan bahwa kelandaian dan kedalaman suatu perairan saling mempengaruhi satu sama lain. Pada jarak dari darat ke laut 3 meter kedalaman galian yang memiliki sumber air yaitu 55 cm dan kelandainnya 18,3. Pada jarak dari darat ke laut 5 meter kedalaman galian yang memiliki sumber air yaitu 65 cm dan kelandainnya 13. Pada jarak dari darat ke laut 8 meter kedalaman galian yang memiliki sumber air yaitu 70 cm dan kelandainnya turun menjadi 8,75. Sedangkan pada jarak dari darat ke laut 10 meter kedalaman galian yang memiliki sumber air yaitu 103 cm dan kelandaiannya 10,3 Hal ini dapat dilihat, semakin dalam suatu perairan maka kelandaian pantai tersebut akan semakin besar pula. Sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi jumlah sinar matahari yang mencapai perairan.
4.2 Kimia Air Laut
1. Salinitas
NO LOKASI Salinitas
1. Pantai 30
2. Laut lepas 30
2. Keasaman
NO LOKASI Salinitas
1. Pantai 7
2. Laut lepas 7
3. Oksigen
NO LOKASI Oksigen Terlarut
1. Pantai DO : 0,5 mg/l
2. Laut lepas DO : 4,0 mg/l
Pembahasan
Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan menunjukkan bahwa pantai Kenjeran memiliki salinitas 30 o/oo yang salinitasnya termasuk dalam kategori normal. Keasamannya yaitu 7 sedangkan oksigen terlarutnya mencapai 0,5 mg/l pada pantai dan 4,0 mg/l pada laut lepas.
Tinggi rendahnya kadar garam (salinitas) sangat tergantung kepada faktor-faktor berikut :
a. Penguapan, makin besar tingkat penguapan air laut di suatu wilayah, maka salinitasnya tinggi dan sebaliknya.
b. Curah hujan, makin besar/banyak curah hujan di suatu wilayah laut maka salinitas air laut itu akan rendah dan sebaliknya.
c. Banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut tersebut, makin banyak sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitas laut tersebut akan rendah, dan sebaliknya.
Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan juga menunjukkan bahwa pantai Kenjeran memiliki pH 7 yang termasuk pH normal (tidak asam dan tidak basa). Apabila pH rusak (terlalu asam atau terlalu basa) maka akan menimbulkan perubahan dan ketidakseimbangan CO2 yang akan dapat membahayakan kehidupan organisme yang hidup di dalamnya.
4.3 Arus Laut
NO PUKUL PANJANG TALI (m) WAKTU (s) KECEPATAN (m/s)
1. 07.00 2 31 0,064
3 50 0,060
5 63 0,079
2. 11.00 2 15 0,133
3 48 0,062
5 87 0,057
3. 12.00 2 12,60 0,158
3 22,19 0,135
5 66 0,075
4. 13.00 2 7,60 0,263
3 76 0,039
5 120 0,041
Pembahasan
Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan bahwa kecepatan arus dipengaruhi oleh jarak (panjang tali) dan waktu. Dan kami dapat menyimpulkan bahwa, semakin panjang jarak (panjang tali) yang ditempuh maka maka waktu yang dibutuhkan juga akan semakin banyak. Dalam kehidupan biota laut arus memiliki peraanan yang sangat penting antara lain mengangkut penambahan makanan bagi biota-biota laut dan kotoran-kotorannya, selain itu juga arus berperan bagi penyebaran plankton.
4.4 Pasang Surut Air Laut
NO PUKUL JARAK DARI PANTAI (m) TINGGI AIR (cm)
1. 07.00 50 50
100 68
150 80
200 165
2. 08.00 50 80
100 95
150 105
200 175
3. 09.00 5 90
10 98
15 125
4. 10.00 5 95
10 100
15 138
5 11.00 5 73
10 135
15 165
Pembahasan
Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan bahwa pasang surut dipengaruhi oleh waktu. Karena dapat di ketahui bahwa puncak pasang tertinggi sekitar pukul 09.00-10.00. dan akan mengalami surut kembali mendekati pukul 11.00.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil praktikum lapangan yang telah kami lakukan, kami dapat menyimpulkan bahwa kondisi lingkungan Pantai Kenjeran Surabaya yang meliputi:
1. Kelandaian, tidak terlalu curam dalam artian normal.
2. Arus laut, arus laut normal tidak terlalu berbahaya. Sehingga sangat aman untuk praktikum lapangan.
3. Kecerahan, umumnya perairan di Pantai Kenjeran sedikit keruh karena di dasar perairan terdapat endapan lumpur.
4. Suhu, rat-rata suhu di Pantai Kenjeran normal seperti perairan lain yaitu berkisar antara 28 0C-33 0C.
5. Pasang Surut, memang terjadi perbedaan yang sangat signifikan ketika pasang. Kami mendapatkan hasil bahwa pasang tertinggi terjadi sekitar pukul 09.00-10.00 dan mengalami surut kembali sekitar pukul 11.00.
Sedangkan sifat-sifat air laut Pantai Kenjeran dari hasil kami mendapatkan hasil bahwa:
1. Oksigen terlarut Pantai Kenjeran sebesar 0,5 mg/l, sedangkan lepas pantai sebesar 4,0 mg/l.
2. Salinitas Pantai Kenjeran sebesar 30 o/oo yang termasuk dalam kategori normal.
3. Dengan pH normal yaitu 7.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20071123190224AA8XvI8
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090418072534AAfM2E7
http://id.wikipedia.org/wiki/Oksigen
http://oseanografi.blogspot.com/2006/09/air-laut-yang-selalu-bergerak.html
http://smk3ae.wordpress.com/2008/07/24/kualitas-air-laut-untuk-budidaya-perikanan/
http://surbakti77.wordpress.com/2007/09/03/pasang-surut/
http://www.e-dukasi.net/mol/mo_full.php?moid=99&fname=geox0813.htm
~ini jaman mbuatnya jaman belum bisa nulis daftar pustaka yang baik dan benar
” jangan lupa cantumkan link asal kalau mau copas “
” jangan biasakan copas, cantumkan refrensi kalau ngutip “